Minggu, 14 Juli 2013

Perjalanan dimulai

Tulisan ini saya tulis ketika saya baru selangkah memulai perjalanan saya yang mungkin terlambat karena keraguan untuk beranjak. Entah seberapa jauh lagi perjalanan yang harus saya tempuh untuk mencapai garis akhir, yang saya tau pasti sebelum ini saya telah membuang banyak waktu berharga saya hanya untuk diam di rumah ini dan tidak berniat keluar untuk melangkah mencapai tujuan yang telah Tuhan tetapkan itu. Banyak alasan yang membujuk saya untuk diam saja, alasan-alasan itu selalu membelai saya sambil membisikkan kalimat "tenang saja, masih banyak waktu untukmu". Dan bodohnya saya terlena dengan bujukan para alasan itu.

Sambil waktu berlalu, saya tetap menikmati kebahagiaan saya sendiri. Saya masih tetap berada di kubangan-kubangan kemalasan dan keegoisan. Saya tau saya sudah terjebak dalam buaian beribu alasan yang selalu berusaha menghentikan saya ketika saya hendak beranjak keluar. Padahal kunci yang diperlukan untuk membuka pintu itu sudah saya pegang sendiri, tapi tetap saja rasanya saya masih begitu malas untuk keluar dari kenyamanan ini.

Dan sekarang, tekad saya sudah bulat.
Saya harus meninggalkan rumah yang nyaman ini untuk menuju rumah baru yang masih dalam pengerjaan. Saya belum pernah melihat rumah baru itu, tapi saya memiliki keyakinan bahwa rumah baru yang dijanjikan Tuhan kepada saya itu terjamin lebih indah dan jauh lebih menyenangkan. Tentunya banyak rintangan dan hambatan yang akan saya hadapi selama berjalan menuju rumah baru yang penuh kekekalan itu. Tapi Tuhan memang teramat baik, Dia sudah memberikan saya peta berikut kompasnya. Dan mungkin di tengah perjalanan nanti Tuhan juga akan mengirimkan seseorang yang akan menemani saya menuju rumah itu. Selebihnya tinggal bagaimana cara saya mengikuti arahan dan petunjukNya dalam melalui perjalanan ini.

Doakan saya ya, agar dalam perjalanan ini saya tidak tersesat dan selamat sampai tujuan :)
Kalau anda kebetulan bertemu saya di tengah perjalanan, jangan segan untuk menyapa ya !
Tuhan memberkati^^

Selasa, 02 Juli 2013

Ini buat kamu. Iya, kamu!

"Mulai. Terkadang menjadi kata dua makna. Bisa diartikan sesuatu awal dari cerita indah, ataupun kengerian dalam menutup satu kisah." -SC

Semua kita awali dari sebuah pertanyaan sederhana yang kamu lontarkan kepadaku. Bahkan tanpa sebelumnya kamu mengulurkan tangan dan memperkenalkan dirimu kepadaku. Semua terjadi begitu saja, berjalan dengan sangat sederhana. Kita bercanda, kita tertawa, dan kita membicarakan hal-hal yang manis. Walaupun semua itu hanya bisa kita lakukan melalui pesan singkat, BBM. Percakapan manis yang kita lakukan saat itu awalnya hanya aku anggap sebagai sesuatu yang biasa, tanpa makna dan arti yang khusus. Sampai akhirnya aliran waktu membawa diriku pada suatu perasaan yang lain.

Ada yang mulai aneh disini. Aku merasa kehilangan jika sehari saja kamu tidak menyapaku melalui dentingan chat BBM. Setiap hari selalu saja ada hal menarik yang dapat kita bicarakan, sampai kita mencapai satu titik pembicaraan yang paling menyentuh : cinta.

Aku mulai menaruh perhatianku kepadamu. Kamu juga begitu. Kita sama-sama tau bahwa kita saling ingin bertemu dalam satu kisah yang sama, kisah indah yang hanya bisa kita rasakan berdua. Semua terasa benar bagiku ketika aku menyandarkan kepalaku di bahumu, di sisimu. Memang secara gamblang hanya sesekali aku mengungkapkan perasaanku kepadamu. Namun bila bertemu, selalu kutunjukkan rasaku. Entah lewat sentuhan, perhatian, dan caraku membangun percakapan. Sampai-sampai aku tak sadar bahwa perasaanku semakin sulit dikendalikan, meskipun semua singkat, tapi rasanya cinta terburu-buru mengetuk pintu hatiku.

Aku mulai merasa ketakutan. Takut salah melangkah jika sudah terperangkap lebih jauh dalam cinta ini. Aku takut menyakitimu, juga takut kehilangan dirimu.  Aku khawatir bagaimana kalau ternyata kita hanyalah dua pemeran utama dari kisah berbeda yang bertemu hanya untuk sementara. Ya, rasa takut mulai menyerang. Terlebih jika aku berkaca dan melihat keadaanku, semuanya tidak akan menguntungkan dirimu. Tapi percikan-percikan dari cinta yang sudah ada ternyata mampu mengikis perlahan ketakutan dalam diriku. Keberanianku mulai maju menghadang rasa takut.

Dan yang jadi masalah sekarang, kenapa aku bisa lupa wajahmu? Ingatanku memang buruk, aku tahu. Menurutmu aku harus bagaimana? Menurutku, aku harus melihatmu setiap hari supaya tidak lupa. Itu artinya kau harus selalu di sisiku, bersamaku. Bagaimana?
Kalau sudah begini dan kamu memang yakin mau memulai kisah baru denganku, aku putuskan untuk berani memulainya. Memulai sebuah penyatuan dari aku dan kamu menjadi kita.