Kamis, 22 Desember 2011

"ibu tetaplah seorang ibu"

Ibu tetaplah seorang ibu...
Seperti apapun gencarnya berita saat ini yang mengabarkan bahwa banyak sekali kasus mengenai seorang ibu yang tega membunuh darah dagingnya sendiri, namun sekali lagi saya tegaskan bahwa ibu tetaplah seorang ibu.
Memang keadaan dunia yang saat ini telah membuat kasih seseorang menjadi dingin, meskipun demikian sesungguhnya tidak ada hal apapun yang dapat menutupi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya...
Seperti seorang ibu yang tega membunuh anaknya sendiri, setelah ditelusuri ternyata sebagian besar kasus itu terjadi karena kehidupan perekonomian sang ibu yang sulit dan karena ketakutan sang ibu karena saat anak itu lahir, ayah sang anak tidak mau bertanggung jawab. Banyak sekali masyarakat yang menilai bahwa perbuatan sang ibu itu sangat kejam, tidak berperikemanusiaan dan sebagainya. Namun saat ini saya ingin memandang sang ibu tersebut dari sisi lain. Bagi saya ibu tetaplah seorang ibu, saat sang ibu memutuskan untuk membunuh anaknya, dia merasa hal itu lebih baik agar sang anak tidak merasakan kemiskinan di dunia ini ataupun merasa malu mendapat cemooh dari orang lain karena ia tidak memiliki ayah jika anak itu tetap hidup. Memang dinilai dari aspek manapun, membunuh tetaplah hal yang tidak dapat dibenarkan. Tetapi hal yang tetap adalah ibu tetaplah sorang ibu, karena saat beliau memutuskan untuk membunuh anaknya, ia tetap melakukan pengorbanan. Ia rela menjadikan dirinya sendiri sebagai seorang pembunuh agar anaknya tidak menderita jika lahir ke dalam dunia ini. Ia rela dihantui seumur hidup oleh rasa berdosa dan penyesalan hanya agar anaknya tidak merasakan penderitaan. Ya, karena ibu tetaplah seorang ibu...
Di dunia ini banyak sekali wanita-wanita hebat yang disebut sebagai "ibu" atau "bunda" atau "mama" dan semacamnya yang dapat menginspirasi kita perempuan muda untuk dapat melakukan hal-hal luar biasa dengan segala keterbatasan kita. Bagi pribadi saya sendiri, banyak sekali wanita hebat yang secara tidak langsung membantu saya untuk membentuk diri menjadi pribadi seorang wanita yang kuat dan luar biasa. Pernah suatu kali saya melihat seorang wanita renta yang duduk bersama seorang wanita yang juga tua namun tidak setua dirinya, sambil sesekali memperhatikan sang wanita renta membelai pundak wanita di sebelahnya, saya mendengar sedikit percakapan mereka. Wanita renta itu berkata : "Istirahatlah nak, tidak seharusnya kamu mengisi harimu dengan selalu kerepotan karena menjaga cucu-cucumu, titipkanlah mereka sesekali kepadaku supaya kamu bisa beristirahat dan menikmati hari tuamu." Saat mendengar kata-kata itu hati saya langsung merasa terenyuh dan saat saya kembali melihat ke arah mereka, kali ini belaian wanita renta itu seolah juga dapat kurasakan, begitu lembut dan penuh dengan kasih sayang. Ya, ternyata mereka seorang ibu dan anak. Sungguh, ibu tetaplah seorang ibu, meskipun rambut anaknya sudah seputih dirinya, namun kasih ibu tetap tidak pernah pudar. Di penghujung usianya, sang ibu tetap memikirkan kebahagiaan anaknya dan tetap mau rela berkorban untuk anaknya.Seperti wanita renta tadi misalnya, meskipun anaknya sudah memiliki seorang cucu, wanita renta tadi rela mengorbankan harinya dalam menikmati masa tuanya dengan berkata "titipkanlah mereka sesekali kepadaku supaya kamu bisa beristirahat dan menikmati hari tuamu." Padahal sang ibu justru lebih memerlukan waktu untuk menikmati masa tua dibandingkan anaknya yang berumur lebih muda darinya dan fisik yang lebih baik darinya. Ya, itulah seorang ibu...Sampai kapanpun kebahagiaan anaknya tetaplah menjadi bagian terpenting dalam dirinya. Ada lagi seorang ibu yang sungguh sangat dekat dengan saya namun kini ia sudah berada dalam pangkuan Bapa, ialah oma saya... Almarhumah adalah seorang wanita yang sangat kuat dan pandai sekali menutupi kelemahan dirinya. Saya masih ingat sekali, dahulu saat saya sudah mau tidur, saya melihat beliau masih membenahi meja bekas saya pakai belajar. Dan saat saya bangun, beliau juga sudah bangun lebih dulu dan saya lihat beliau sedang membaca Alkitab dan sedudahnya beliau berdoa, dalam doanya oma saya selalu menyebut nama anak-anak, menantu, suami dan cucu-cucunya. Padahal saat itupun saya bangun sudah sangat pagi sekali karena harus mengikuti pendalaman materi pagi di sekolah, namun ternyata kerajinan saya tidak dapat menyaingi oma saya. Saya juga sering melihat beliau tidak sehat, namun saat saya tanyakan kesehatannya beliau langsung mengalihkan pembicaraan dan langsung menyuruh saya untuk belajar, seolah-olah beliau tidak mau kesehatannya mengganggu pikiranku yang saat itu akan menghadapi ujian sekolah. Ada lagi cerita tentang kepandaian oma saya dalam menutupi kelemahannya, saat saya memegang tangan beliau saya sangat tau kalau beliau tidak sehat dan jelas sekali bahwa oma memang demam, saya langsung menyuruhnya untuk meminta kepada mama dan tante saya untuk membawanya ke dokter. Namun dengan tegas oma saya berkata bahwa ia baik-baik saja dan beliau pergi sendiri ke warung untuk membeli obat...Ya kebohongan yang sangat menunjukkan kasihnya. Beliau tidak mau menyusahkan anak-anaknya dan berusaha untuk tetap terlihat sehat agar anak-anak dan cucunya tidak khawatir kepada dirinya. Sebagai seorang istri pun, beliau adalah wanita yang patut diteladani, saat obat opa saya sudah hampir habis, tak pernah jenuh oma saya mengingatkan mama dan kedua tante saya untuk membelikan opa saya obat, padahal sesungguhnya, dirinya juga membutuhkan obat. Dan terakhir kali beliau memperlihatkan keteladanan yang tidak pernah saya lupakan adalah saat saya menemani beliau berbelanja, beliau memegang tangan saya erat sambil berkata seperti ini kurang lebihnya "Cha, kamu harus bisa memilih laki-laki yang benar untuk jadi suami kamu nanti, kamu ga boleh membenci papa kamu dan kamu harus tetap liat mama. Kamu harus perhatian sama mama kamu, kalo bukan kamu yang doain mama kamu, siapa lagi coba? Icha harus bisa sukses supaya bisa banggain mama dan bawa mama pergi jalan-jalan ke luar negri, nanti ajak oma sama opa juga ya. Dan jangan sampai tinggalin pelayanan, karena Tuhan Yesus harus tetap jadi yang pertama." Saat itu saya hanya menganggap kata-kata itu sebagai sebuah nasihat biasa yang diucapkan seorang nenek kepada cucunya. Namun sekarang, sampai saat ini saya menulis di blog saya ini, saya selalu menitikkan air mata saat mengingat nasihat oma saya itu. Karena empat hari setelah beliau berkata seperti itu, oma saya terserang penyakit stroke. Sungguh kejadian itu sangat mengejutkan semua orang rumah, karena beliau tidak pernah menunjukkan keluhan-keluhan yang berarti tentang kesehatannya. Ya akhirnya Tuhan memanggil oma saya. Dibandingkan dengan kami keluarganya, ternyata Tuhan jauh lebih menyayanginya. Ya betul, selama ini memang hanya Tuhan yang tau apa yang menjadi kesusahan oma, karena tidak pernah sekalipun beliau memperlihatkan kesusahannya kepada kami, anak dan cucunya. Banyak orang yang menangisi kepergian oma, namun banyak pula yang tersenyum karena keteladanan yang oma telah tunjukkan. Ya memang ibu tetaplah seorang ibu.. Di dalam kesusahannya, ibu tetap tersenyum dan membohongi anaknya dengan berkata "aku baik-baik saja".
Dan yang terakhir akan saya ceritakan adalah seorang ibu yang sangat luar biasa, di dalam segala kelemahan dan kesukarannya, ia tetap menjadi seorang ibu bagiku dan abangku, dia adalah mamaku...Ya mamaku adalah wanita yang hebat. Meskipun banyak orang yang menilai dirinya tidak memberikan teladan yang baik untuk aku dan abangku karena perpisahannya dengan papaku, namun bagiku ibu tetaplah seorang ibu. Di tengah keterbatasannya yang hanya tamatan SMA, mama tetap berusaha untuk bekerja dari pagi hingga malam hanya agar aku dan abangku memperoleh pendidikan yang bagus. Agar saat dewasa nanti kami tidak mengalami apa yang dialami oleh dirinya. Memang sering sekali aku kecewa dengan sikap mama, namun sesungguhnya saat aku merasa kecewa, saat itu pula aku tidak pernah berpikir pula seberapa sering aku menyakiti dirinya, seberapa sering aku membentak dirinya hanya karena keinginanku yang tidak terpenuhi. Aku tau, mama sering banget kurang tidur bahkan hampir setiap hari, tapi ga pernah beliau jenuh melakukan pekerjaan rumah di malam hari saat beliau baru pulang kerja. Sedangkan aku? Sampai rumah jam setengah enam sore saja aku sudah merasa ingin langsung tidur dan beristirahat. 
Sebetulnya masih terlalu banyak sosok ibu yang masih dapat saya ceritakan tentang kehebatannya, seperti misalnya Bunda Maria yang tetap menerima kandungannya dalam kondisinya yang masih perawan, atau ibu dari Billy Graham Bell yang tak pernah lelah memberi motivasi bahkan menjadi motivasi bagi anaknya sampai anaknya dapat dikenal oleh dunia. Ada juga ibu dari seorang Ludwig Van Beethoven yang tetap memilih melahirkan anaknya dibandingkan menggugurkan anaknya di saat kondisinya yang telah mempunyai delapan anak, tiga diantaranya tuli, dua buta dan satu diantaranya mengalami gangguan mental dan sang ibu sendiri mengidap sipilis, sungguh keputusan yang sangat berat utuk tetap mempertahankankandungannya, namun ibu dari Beethoven ini tetap bertahan dan dari rahimnyalah lahir seorang komponis masyur dunia. Dan siapa yang mengenal ibu Nancy Edison? Ketenarannya jelas jauh di bawah bila dibandingkan anaknya, Thomas Alva Edison, di saat guru sekolah Thomas menyerah untuk mengajari anaknya namun sang ibu tetap gigih mengajar anaknya di rumah, dan kegigihan sang ibu kini telah membuahkan hasil yang sangat manis bahkan bisa dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia, ya kegigihannya menjadikan Thomas sebagai seorang penemu terbesar di dunia.
Hmm.. Sungguh terlalu banyak teladan seorang ibu dan terlalu banyak sosok ibu yang dapat kita teladani. Dan tentunya masing-masing ibu punya keteladanannya sendiri, jadi jangan pernah sekalipun berniat untuk menukarkan posisi ibu kita dengan orang lain di dalam hati kita. Bagaimanapun sikap sang ibu, seperti apapun kelemahan seorang ibu..."ibu tetaplah seorang ibu"... Sebagai seorang anak kita harus menghormati dan mendoakan hal baik bagi ibu kita... Jangan pernah menyakiti ibu, jangan pernah menghina ibu, jangan pernah menghujat, apalagi membunuh sosok seorang ibu! Karena di rahimnyalah Tuhan telah menenun kita untuk dapat menjadi seorang manusia yang berguna. Dan melalui perjuangan ibulah kita dapat dilahirkan di dunia ini. So, sehebat apapun anda, sesukses apapun karir anda saat ini, jangan pernah lupakan peranan ibu dalam hidup kalian! 

Karena sampai kapanpun..."ibu tetaplah seorang ibu"...
Jika kalian seorang anak, katakanlah kepada ibumu : 
"terima kasih ibu,ibu aku menyayangimu"
Dan kuucapkan "Selamat hari ibu" kepada wanita hebat di seluruh dunia yang menyandang predikat sebagai seorang ibu... 

especially  for my mother...
"Happy mom's day, i love you"
with love,,, icha ^^

Selasa, 13 Desember 2011

tentang "pacaran" ?

Berpacaran...kurang lebih udah dua setengah tahun lebih gue dan cowo gue berpacaran. Dan banyak pasangan di seluruh penjuru dunia ini yang juga melakukan hal tersebut : pacaran.
Tapi setelah gue pikir lagi, apa semua orang tau tujuan sebenernya dari pacaran itu apa? Dan apa semua pasangan yang berpacaran sudah punya tujuannya masing-masing?
Setelah semalam gue menjadi tempat sharing seseorang yang bahkan belum pernah gue lihat bentuk dan rupanya, gue kembali lagi memikirkan arah dan tujuan gue berpacaran sama cowo gue sekarang.
Orang yang sharing sama gue semalem nanya sama gue berkali-kali tentang tips supaya awet dan ga berantem terus-terusan sama pacar gimana caranya. Di saat itulah gue kembali menyelidiki setiap lika-liku perjalanan hubungan gue sama julian selama 2,5 tahun ini...
Di tahun pertama, gue sering banget berantem sama dia hanya karena hal yang sepele sekalipun bahkan gue ga malu berantem di depan orang banyak.. Ya sangat anak kecil memang, tapi itulah gue pada masa itu..Sampai pada akhirnya Julian membimbing gue ke arah yang lebih baik sampai kami bisa menjalani hubungan kami dengan damai sejahtera yang ada di hati kami masing-masing...
Nah, terinspirasi dari perjalanan hubungan gue sama julian, sekarang gue mau sharing ke teman-teman yang sedang berpacaran namun belum memiliki arah dan tujuan dalam hubungan kalian..Bisa dijadikan pelajaran dan juga sekedar pengetahuan buat menambah wawasan teman-teman sekalian..Check this out ^_^

Sebelum kita berpacaran dengan seseorang, tentunya kita harus memiliki kriteria tersendiri untuk dijadikan pedoman dalam mencari pasangan. Berikut ini adalah 3 kriteria utama yang harus kita masukkan dalam daftar kriteria mencari pasangan :
  1. LAWAN JENIS , ini kudu mesti dan harus. Kenapa? gue rasa tanpa perlu kita tanyakan jawabannya pun sudah jelas..Karena kodrat dari Tuhan adalah laki-laki berpasangan dengan perempuan. Dan wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan untuk pria.
  2. SEIMAN , nah kalo yang ini kadangkala banyak orang ga terlalu menjadikan hal ini sebagai kriteria utama dengan alasan : "gue kan pacarannya belum terlalu serius". Padahal, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita percayai. Jadi, kalo dari dasar saja kita sudah berbeda dengan pasangan kita, bagaimana selanjutnya? Pasti akan menjadi tidak mudah dan mudah goyah karena memiliki pondasi yang berbeda. Lagipula tidak ada yang namanya pacaran tidak serius, seseorang yang memutuskan untuk berpacaran seharusnya sudah memikirkan matang-matang keputusannya tersebut.
  3. SEPADAN , apa yang dimaksud dengan sepadan? Sepadan itu berarti seimbang, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sepadan juga berarti sepasang kekasih harus saling melengkapi dan saling berusaha untuk menjadi penolong yang baik bagi pasangannya masing-masing. Sepadan juga dapat diartikan setiap pasangan mampu menutupi setiap perbedaan yang ada dalam diri masing-masing.
Nah ketiga hal di atas adalah hal wajib yang kita perlukan dalam mencari pasangan hidup. Untuk selebihnya dapat disesuaikan dengan selera kalian masing-masing, seperti misalnya ingin memiliki pacar yang penampilannya menarik atau yang pandai bermain musik. Selebihnya hanyalah "bumbu penyedap" dan bukan hal utama yang perlu dijadikan acuan.
Setelah kita memiliki pasangan, sekarang yang kita perlukan adalah tujuan dari berpacaran. Kalo boleh sharing, tujuan gue sendiri dalam berpacaran adalah : masa untuk menyesuaikan diri sebelum pernikahan. Gue sendiri punya motto yang sangat boleh untuk teman-teman tiru, yaitu : selama berpacaran,bukalah mata dan telinga lebar-lebar namun tutuplah mata dan telinga itu setelah kita menikah. Kita harus membuka mata dan telinga kita selama berpacaran untuk melihat apakah sisi rohani dan karakter pasangan kita sesuai dengan kepribadian kita. Kalau kita sudah merasa sesuai barulah kita boleh memantapkan diri untuk menikah dan pada saat menikah, berkomitmenlah untuk tidak lagi merasa tidak cocok karena penyesuaian yang sesungguhnya telah kita lakukan pada masa berpacaran.
Nah berikut ini adalah YANG BUKAN tujuan dari berpacaran :
  • BUKAN sarana pemuasan hawa nafsu!
  • BUKAN sekedar pemberi motivasi belajar atau bekerja!
  • BUKAN sekedar pengisi kesepian!
  • BUKAN sekedar free love tanpa arah yang jelas!
Kita harus belajar berpikir bijaksana untuk bisa membedakan AKIBAT dan TUJUAN. Kita juga harus bisa mengenali kelemahan diri masing-masing (baik itu perempuan atau laki-laki, baik yang sudah berpacaran maupun yang belum). Dalam berpacaranpun, kita harus memiliki prinsip-prinsip positif yang harus kita lakukan, diantaranya : prinsip untuk memuliakan TUHAN melalui hubungan kita dengan pasangan, prinsip menjalin hubungan di dalam kasih dan kekudusan. Kalo prinsip-prinsip tersebut teman-teman laksanakan, gue yakin banget teman-teman akan sangat jarang mengalami yang namanya berantem dalam berpacaran. Justru sebaliknya, hubungan teman-teman dapat menjadi teladan bagi pasangan lainnya dan hubungan teman-teman akan menjadi terasa indah dan bahagia. Oia, ada satu hal lagi nih yang penting dalam berpacaran dan sangat bahaya kalo ga ada hal ini, yaitu persetujuan dari orangtua. Jangan anggap remeh hal ini ya kawan, karena biar bagaimanapun orangtua adalah orang yang paling mengerti keadaan kita dibandingkan siapapun di dunia ini.
Oke deh teman-teman sekian ya sharing gue kali ini. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati teman-teman. Akhir kata, biarlah dari semua hal di atas hanya kehendak Tuhan saja yang jadi dalam perjalanan hubungan percintaan kalian semua. Selamat mencintai. Selamat dicintai. Dan selamat menikmati kasih Tuhan dalam hubungan kalian. GOD bless you ^_^

Senin, 31 Oktober 2011

Kucing unik

Gue udah berkali-kali miara kucing, tapi ga ada yang bener -_-
Entah 'tu kucing ilanglah atau dibuang karna udah kebanyakan kucing di rumah.
Nah suatu kali nyokap mulai ngerasa parno gue kena penyakit bahaya kalo miara kucing melulu, akhirnyaaa pas kucing yang saat itu lagi gue piara ilang, nyokap bilang jangan miara kucing lagi deh mendingan hamster. Dan jadilah gue miara hamster. Tapi ternyata miara hamster tuh ga seasik miara kucing! Sumpah deh..
Ga asik banget! Kalo miara kucing ni ya, pas kita lagi galau n ga ada temen cerita, tu kucing bisa dengan setia nemenin kita bahkan mungkin dengerin curhatan kita (ya kawan, mereka hanya bisa mendengarkan. Jangan harap kaum kucing memberi saran atas masalah kita!). Sedangkan hamster??? Jangankan mendengarkan, pas ngeliat kita aja mereka udah langsung lari-lari di roda putaran mereka -_- sungguh sangat tidak menyenangkan ;'( (bagi para pecinta hamster plis jangan bunuh gue. Ini hanya pendapat konyol gue..#peace)
Setelah sekian lama gue ga miara kucing n nyokap mulai liat ada keanehan dalam diri gue -atau memang pada dasarnya gue aneh? entahlah- akhirnya nyokappun membawa due ekor kucing yang sangat lucu-lucu dan itu terjadi tanpa gue minta!!! -praise to the Lord..yyyeeeahh-
si putih dan si hitam
Gambar di samping ini adalah kedua kucing lucu yang akan gue pelihara...Tapi ada satu permasalahn besar kawan... Hanya ada satu kucing yang bisa gue piara, so gue harus pilih salah satu dari kedua kucing imut ini. Padahal keduanya sangatlah lucu >.<
Sebenernya nyokap gue lebih mendukung supaya gue miara kucing cowo aja dengan alasan kalo kucing cowo ga bakal hamil #yaiyalah#
Tapi kucing yang berjenis kelamin laki-laki itu yang warnanya hitam... Gue gaterlalu suka sama kucing hitam walaupun sebenernya gue cukup tertarik sama warna hitamnya kucing jantan ini...Hitam dan berkilau..Cocok jadi model shampo.
yukipriti

Disaat gue bimbang mau milih yang mana, gue perhatiin baik-baik kedua kucing ini, ada hal yang unik dari kucing yang berwarna putih. Sepasang mata kucing putih ini punya warna mata yang berbeda!!! Wah keren banget! Gue langsung jatuh hati sama kucing berwarna putih bersih ini. Jadilah gue memilih si putih ini untuk gue pelihara, sedangkan kucing yang berwarna hitam dipelihara sama sodara gue.
Akhirnya kucing ini gue pelihara, namun sebelumnya ada hal penting yang harus gue lakukan sebelum memelihara kucing putih ini, yaitu : kasi nama!
Kata nyokap gue kasi aja nama "si cantik" sedangkan opa gue udah manggil tu kucing "si manis". Akhirnya dengan berbagai pertimbangan gue menamai kucing unik ini "YUKIPRITI"!!! Nama yang unik bukan? Sama seperti ciri khas kucing ini yang unik dan beda dari yang lain. Nama ini gue ambil karena bulu ni kucing putiiih banget! Tanpa noda! Mirip seperti salju :) Makanya gue pake kata "yuki" yang artinya salju. Dan filosofi nama priti itu cuma last namenya aja, diakan cantik jadi gue namain priti deh (priti=pretty).
Semoga kucing ini bisa gue pelihara dengan baik sampai dia bisa hidup mandiri. Amin!
Inilah kebahagiaan gue dalam memelihara kucing. Sebagaimana seorang ibu berharap anak yang dirawatnya dapat menjadi orang yang sukses, begitu pula besarnya harapan gue terhadap yuki agar yuki bisa tumbuh sebagai kucing yang berguna bagi nusa dan bangsa.
*miaaauuuw

Jumat, 28 Oktober 2011

Manfaat melawan kemalasan di hari libur...

Pagi ini hujan lagi... Setelah selesai angkatin jemuran rasanya yang ada di pikiran gue cuma pengen tidur n baca komik.. Waktu nunjukin jam setengah sembilan pagi n guepun melakukan apa yang pengen gue lakukan : baca komik sambil tiduran.. Ga kerasa tiba-tiba udah jam 12 aja, rasanya gue maleeeees banget buat bangun dari tempat tidur buat mandi n siap-siap kuliah agama..Soalnya ya sebenernya cuma hari inilah seharusnya gue bener-bener free tanpa kuliah, cuma karena sks semester satu ini udah dipaketin n mata kuliah agama harus diambil mau ga mau gue harus lawan rasa malas ini.. Guepun bangun dari tempat tidur n ngambil handuk buat mandi, tapi pas ngambil handuk yang ada gue malah tergoda sama kehangatan handuk gue yang mirip sama selimut itu.. Dan akhirnya : gue molor lagi --''
Untungnya sih jam setengah satu gue udah bangun lagi tapi sekali lagi gue katakan : males banget sumpah!!!
Tapi karena gue inget jum'at depan gue ga bisa ikut kuliah agama yoweislah gue paksain aja buat bangun...Sampe kamar mandipun yang ada di otak gue cuma bantal dan guling...
Akhirnya guepun siap berangkat ke kampus,tapiiii sekarang udah jam 1 lewat boo. Gue pasti telat..
Di perjalanan gue berharap supaya jalanan lancar n angkotnya ga ngetem supaya gue ga telat. Tapi kenyataan berkata lain.. Emang sih angkotnya ga ngetem tapi jalanan macet banget! Mungkin karna di daerah margonda agak banjir kali yaa.. Sesaat gue sempet nyesel karna tadi maksain buat kuliah, tapi sesaat kemudian penyesalan itu sirna. Kenapa? Karna pas lagi hhc nungguin macet, gue liat ada seseorang (disebut bapak-bapak belum pas juga tapi disebut pemuda juga ketuaan, okelah kita sebut saja orang itu bapak-bapak muda) yang naik sepeda, pertamanya yang buat gue bingung adalah : ngapain tu orang lagi gerimis gini pake naik sepeda, segala bawa map yang keliatannya penting lagi..
Awalnya hal yang ngebuat gue bingung itu hal yang biasa sampe gue liat sesuatu yang lebih mengherankan n membuat gue takjub banget..ORANG ITU CUMA PUNYA SATU KAKI!!!
Mata gue ga lepas dari si bapak-bapak muda ini, orang itu semangat banget ngayuh sepedanya sambil bawa-bawa map yang ditaro di mulutnya (menurut gue itu lebih tepat disebut ngemut map)
Yang pertama gue pikirin adalah : gimana kalo orang itu keseimbangannya goyah n jatuh ke arah kiri? Coz dia ga punya kaki kiri buat nopang tubuhnya kalo dia jatuh. Orang itu ga peduli di sekelilingnya banyak mobil atau motor yang mungkin sekali-kali bisa nyenggol atau bahkan nyerempet dia. Si bapak-bapak muda itu tetep semangat ngayuh sepedanya walaupun keliatan banget dia melakukan hal itu dengan susah payah. Hati gue terenyuh liat usaha si bapak-bapak muda itu dan ternyata yang merasakan itu bukan gue doang.. Beberapa orang di angkot juga keliatan merhatiin usaha si bapak-bapak muda itu sampe supir angkot yang gue tumpangin komentar kaya gini: "tu orang cuma punya satu kaki, tapi keren". Otak gue langsung bereaksi pas denger itu, "Hah???keren darimana?orang yang ga punya kaki kok dibilang keren." Tapi sedetik kemudian gue baru 'ngeh mungkin yang disebut keren sama abang angkot itu maksudnya tuh hebat kali yaaa.. Huhft.. Gue kalo ada di posisi si bapak-bapak muda itu belum tentu gue bisa kayak gitu.. Mungkin yang gue lakukan adalah terus-terusan ngurung diri di kamar, ga mau makan sampe akhirnya mati kelaparan.. Tapi melalui perjalanan ke kampus hari ini gue jadi bisa belajar bersyukur n merasa malu sendiri karna gue yang punya fisik sempurna, ditambah lagi gue punya kesempatan buat kuliah tapi gue malah males-malesan. Sedangkan si bapak-bapak muda tadi yang hanya punya satu kaki itu punya semangat yang luar biasa walalupun fisiknya ga sempurna..
Ya inilah hidup.. Belajar dari bapak-bapak muda tadi, gue belajar satu hal yang berharga : kita harus punya semangat positif untuk menjalani hari-hari kita, supaya kehidupan kita semakin hari akan menjadi semakin lebih baik lagi dan menghasilkan buah yang manis yang dapat dinikmati oleh banyak orang..
Sama seperti bapak-bapak tadi, mungkin dia ga tau kalo saat ini ada seseorang (atau mungkin lebih) yang belajar mensyukuri kehidupan ini hanya dengan melihat semangatnya dalam mengayuh sepeda. Tapi justru semangatnya itu (yang mungkin sudah biasa dia lakukan) menghasilkan buah pelajaran yang manis yang dapat dinikmati orang lain yang bahkan tidak dikenalnya...
So, mau lagi bilang males kuliah??? enggak lah yaaw..hahahaha
GOD bless all

. . .

Anda pernah merasakan ketakutan kehilangan seseorang? aku pernah...
Orang itu telah menjadi bagian dari hidupku..orang yang mengajariku untuk selalu membangun harapan yang baru di dalam Tuhan Yesus. Aku tidak punya kata-kata yang indah untuk menggambarkan kepribadiannya, yang bisa aku katakan hanyalah : "dia yang terbaik untukku".
Banyak rintangan yang sudah kami alami untuk dapat mempertahankan hubungan kami hingga saat ini, dan aku sangat yakin untuk selanjutnyapun masih banyak rintangan yang harus kami lewati,berdua.. (dan tentunya dengan penyertaan Tuhan Yesus)
Tiga bulan lagi kami akan menjalani hubungan jarak jauh..huh sungguh sesuatu yang sangat baru dan mungkin akan menjadi sangat berat bagiku..Menunggu waktu itu tiba saja hatiku sudah geregetan setengah mati..Rasanya seperti harus menghadapi ujian mendadak saat sekolah dulu : merasa segan untuk melakukannya karena tidak siap namun ingin cepat-cepat menyelesaikan hal tersebut dan melihat hasilnya..Yaa itulah yang kurasakan sekarang..
Sebetulnya banyak sekali yang mengganggu pikiranku...Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dengan sendirinya..Tapi saat aku utarain semua pertanyaanku itu kepadanya, dia cuma menjawab dengan singkat : percayalah kepadaku...
Hmmm..jawaban yang sebetulnya menyebalkan karena pertanyaanku yang begitu banyak hanya dijawab oleh dua kata penuh makna itu.. Tapi entah mengapa kata-kata itu sungguh mendamaikan perasaanku...Dan rasa sebalpun terkikis oleh ketulusannya.. Haaaah...itulah yang aku sukai darinya.. Kata-katanya yang penuh ketulusan seringkali meruntuhkan sifat negatifku.. Tapi apa yang aku lakukan? Bukannya berterimakasih aku malah sering menghina kelebihannya itu :'( Tuhaaan ampuni aku :'(
Saat ini aku cuma bisa berdoa agar kami bisa terus semakin lebih baik lagi..lagi dan lagi.. Supaya melalui hubungan kami banyak orang merasa diberkati juga..amiiiin >.<
Buat bloggers yang baca post aku ini tolong bantu doa juga yaaa supaya hubungan kami berdua menjadi lebih baik lagi..hehehe :)

Senin, 17 Oktober 2011

Darinya kepadaku...

-->
Februari 2009
Rasa itu datang ketika aku tidak pernah menyangkanya.
Bahkan rasa itu sulit untuk kujelaskan, karna rasa itu timbul justru ketika aku sadar aku tidak mungkin mendapatkannya.
Mungkin saat inilah aku mulai belajar tentang arti
"cinta  tidak harus memiliki".
Aku sadar, dia tidak mungkin melihatku, karena ia telah menetapkan orang lain untuk dilihatnya.
Dan dimatanya mungkin aku adalah orang kesekian yang muncul dalam hatinya..
Ada kalanya aku berusaha untuk melupakan rasa ini. Namun sangat sulit, bahkan lebih sulit daripada menemukan rasa itu sendiri.
Ditambah lagi setelah aku mengakuinya melalui mulutku, rasa itu semakin mendalam saja..
Apakah aku orang yang munafik? Apakah aku salah menyembunyikan perasaan ini dihadapan semua orang? Dan apakah aku salah karena telah memiliki rasa ini?
Aku bingung.. Ingin kulemparkan saja perasaan ini jauh-jauh dari hidupku.
Namun masih sangat terlalu indah untuk kulupakan.. Apalagi telah kudapati kesempatan tuk bisa bersamanya..

Sabtu, 9 Mei 2009
Sia-sia saja..
Aku ingin mlupakannya.
Dia tidak akan memandangku seperti dia melihat orang itu.
Aku tidak merasakan apa-apa lagi.. Atau lebih tepatnya aku ingin menyangkal dari perasaan ini..
Perasaan apa lagi ini?
Aku tidak yakin, namun aku tidak suka.. Semua itu membuatku marah kepada keadaan, marah kepadanya, bahkan marah akan hatiku yang lemah ini.
Sakit..
Minggu, 10 Mei 2009
Aku kira perasaan itu akan reda begitu aku tidur dan melepas pikirku akannya.
Namun semakin resah saja hatiku pada saat aku membuka mata..
Hati ini terasa begitu menyiksa. Sakit lagi..
Aku tidak ingin larut dalamnya.
Aku seorang laki-laki, dan aku bukan orang yang pengecut!
Dunia tidak boleh terpengaruh akan ini.
Lagipula tidak ada yang tahu.. Hanya aku dan perasaan bodoh inilah yang tahu..

Minggu Malam
Aku telah memutuskan..
Aku bahkan tidak yakin ini adalah keputusan terakhirku.
Aku tidak tahu apakah ini salah atau tidak..
Yang jelas, aku tidak ingin larut dalam rasa sakit ini.
Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dimana aku bisa merasa bahagia, gelisah, marah, bahkan benci dalam waktu yang bersamaan. Dan perasaan itu.. Perasaan itu, justru terasa indah.
Aku bahkan menanyakan apa kehendak TUHAN akan hal ini.
Mungkin inilah suatu perasaan yang sudah semakin dewasa, dan berbeda dengan yang pernah terjadi padaku sebelumnya.
Mungkin aku akan menyesal akan keputusanku ini.. Namun mungkin ini pula yang terbaik yang dapat kulakukan. Aku tidak ingin bersikap kekanak-kanakan lagi.
Ya.. Tidak selamanya suatu perasaan harus selalu dipuaskan demi kepentingan diri sendiri.
Lagipula, tidak ada harapan lagi, setidaknya itu bagiku.
Dan akhirnya inilah keputusanku..
Aku akan melupakannya!
Senin, 11 Mei 2009
Hari ini aku sama sekali tidak melihatnya.. Akupun tidak merasakan sakit dan resah dalam hatiku lagi. Atau lebih tepatnya, sedikit lebih baik daripada kemarin.
Aku berharap aku akan tetap bertahan..
Tidak akan mengingat perasaan itu lagi.
Aku telah berkata tidak. Bahkan tanpa peduli apa kata hatiku yang sebenarnya.
Aku tidak ingin merasa malu nantinya karena perasaan bodoh ini.
Biarpun mungkin aku telah membohongi diriku sendiri..

Selasa, 12 Mei 2009
Aku melihatnya lagi, tapi aku telah berusaha menahan diri untuk tidak mendekatinya dan berbicara padanya..
Mungkin saat ini aku telah merasakan sedikit kepudaran dalam hatiku akan perasaan ini.
Inilah yang kubutuhkan.
Tetapi kenapa aku tidak merasa senang. Aku malah merasa..
Kosong..

Selasa Malam
Ya.. Semua akan berakhir.
Sebentar lagi.
Aku tidak akan peduli lagi semua yang kurasakan saat ini, ataupun yang ia rasakan padaku.. Yang kuyakini saat ini ialah aku tidak akan pernah dipandangnya dengan cara yang kuinginkan.
Atau setidaknya aku tidak ingin melihat lagi harapan kecil itu.. Bahwa dia akan melihatku. Benar-benar melihatku..
Saat ini, mungkin ada sedikit penyesalan dalam hati ini.
Namun itu lebih baik jika dibandingkan aku akan menyesal nantinya karena tidak melupakannya saat ini juga..
Ya TUHAN, ampunilah aku jika keputusanku ini salah..
Terlebih jika aku salah karena telah mencintainya.

Rabu, 13 Mei 2009
Aku melihatnya..
Hari ini.. Lagi..
Kenapa jantungku berdegup begitu kencang? Aku.. Aku sulit berpikir..
Aku hanya bisa diam dan berusaha tidak berbicara padanya.
Aku berusaha.. Tapi, aku tidak ingin ia berpikir bahwa aku menjauhinya.
Aku kira aku telah berhasil melupakannya.. Tapi sepertinya jalanku masih begitu panjang untuk bisa melempar perasaan ini jauh-jauh dari hidupku..
Aku harap bisa bertahan, sampai akhirnya nanti, dalam pikiranku.
Walau aku tahu, hatiku berkata yang sebaliknya, berteriak agar aku tetap mau mengejarnya..
Mengejarnya dengan harapan sekecil apapun.

Rabu Sore
Harapan.. Apa itu?
Ketika aku tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan, harapan itu muncul.. Muncul lagi..
Apakah seperti yang dulu?
Atau bahkan mungkin harapan yang dulu itu belum benar-benar hilang.
Harapan itu sangat kecil, bahkan aku tidak berani untuk menggantungkan seluruh impianku padanya.. Lagipula aku telah memutuskan untuk.. Untuk..
Tapi aku tidak bisa! Aku tidak bisa menolak harapan itu..
Harapan itu begitu kecil, sangat kecil.
Tetapi juga satu-satunya jalan untuk mengetahui perasaannya yang sebenarnya padaku.
Aku akan bergantung pada harapan kecil itu..
Jika ternyata ada kesempatan bagiku, sekecil apapun, aku akan mengatakannya..
Namun jika harapan itu menghempaskanku ke bawah, aku akan melupakannya!

Kamis, 14 Mei 2009
Aku terdiam.. Aku tak bergerak..
Aku.. Aku.. Aku ingin.. Pergi saja..
Ya.. Aku tidak akan menyalahkan harapan lagi.
Harapan hanya menawarkanku tentang jalan keluar, dan tetap saja aku yang memutuskan.
Harapan itu datang dan berkata padaku akan sedikit memberiku kesempatan.
Namun kesempatan itu berkata padaku.. Dia masih melihat orang itu, masih sangat ingin melihat orang itu. Jika orang itu tidak melihatnya, mungkin dia akan mau membuka hati untukku, itulah yang dikatakannya..
Tapi aku bukanlah seorang pelarian. Aku juga tidak ingin mencari pelarian..
Ya.. Aku anggap itu sebagai suatu penolakan, suatu penutup jalan, dan juga sebagai suatu awal, atau lebih tepatnya penerusan, akan keputusan awalku, sejak aku pertama kali mulai merasakan perasaan ini.. Aku akan membuang perasaan ini!
Bukan karena aku marah, atau kecewa..
Ya, mungkin aku kecewa.
Namun bukankah masih ada dunia, walaupun dunia telah berhenti bagiku..

Kamis Sore
Aku tidak bisa menahan rasa kecewa dalam emosiku..
Aku tak dapat mengendalikannya. Semuanya terasa dingin, membeku.
Namun jantungku tetap berdetak begitu keras.. Aku tak bisa berpikir lagi, aku bingung..
Aku melihatnya.. Apa yang harus kukatakan? Apa yang harus kuperbuat agar ia tidak curiga?
Sampai aku tahu, aku telah salah mengambil jalan. Ia malah marah dan tidak mau berbicara padaku. Semuanya bertambah buruk saja..
Semua itu membuatku sakit..
Mungkin jalan satu-satunya adalah memberitahunya.. Aku akan mengatakan yang sebenarnya padanya..
Tentu saja tanpa ada maksud untuk memilikinya.
Ya.. Itulah yang terbaik.
Ampuni aku, ya TUHAN jika aku mengambil keputusan ini sendiri..
Tapi aku bingung, aku tidak berani berpura-pura lagi tersenyum pada dunia. Lagipula, mungkin dia sudah tahu tentang semua ini..
Aku akan mengatakannya..
Menceritakan semuanya..
Semua yang membuat ia bertanya-tanya ada apa denganku selama ini.. Dan juga..
Aku akan memintanya..
Untuk membantuku melupakan dirinya..

Jumat, 15 Mei 2009
Hari ini datang lagi.. Aku membuka mata dengan hati yang resah. Aku gelisah.. Aku takut.
Apa jadinya nanti jika aku telah mengatakannya?
Walaupun kemarin ia berkata bahwa ia telah memaafkanku, tapi aku tetap tidak bisa menahan diri untuk berpikir hal terburuk yang mungkin bisa terjadi..
Akan tetapi, semuanya akan selesai..
Semuanya akan berakhir, ketika permintaanku telah kuutarakan, bahwa aku akan melupakannya..
Aku malu, aku telah mengatakan itu berulang kali, tetapi tetap saja, aku tidak dapat melakukannya..
Namun.. Hari ini adalah hari penentuanku.
Jantungku tetap tidak mau berhenti berdegup dengan kencang, bahkan mungkin aku lebih suka berhenti berdegup saja sekalian..
Aku.. Putus asa.
Hatiku menolak untuk mengatakannya.
Tetapi aku harus..

Jumat Pagi
Anugrah? Apa itu?
Apa lagi ini.. Apa ini harapan baru?
Itulah yang dikatakannya padaku sebelum kami bertemu, bahwa ia menyadari baru saja menerima sebuah anugrah..
Pikiranku langsung tertuju pada kata itu.
Ya TUHAN.. Aku tidak berani beharap.. Namun aku tidak dapat membohongi diri sendiri..
Aku.. Aku merasa sedikit lega dengan kata itu. Tapi, pikiranku berkata bahwa aku jangan terlalu banyak berharap lagi..
Lagipula aku tidak ingin salah paham.. Aku tidak ingin melihat harapan lagi, setidaknya untuk saat ini..
Astaga! Aku tidak bisa hidup seperti ini terus. Aku bahkan tidak bisa merasakan apa-apa lagi.. Tubuhku telah membeku.
Napasku telah berhenti.
Aku tidak dapat membedakan lagi yang mana mimpi dan yang mana kenyataan. Karena aku telah terlalu hanyut dalam harapan-harapan kosong itu..
Tidak ada yang dapat kurasakan.. Kecuali rasa ini.. Sakit yang luar biasa..
Aku sudah tidak tahu berapa lama aku telah terdiam dan menikmati rasa sakit ini.
Aku tidak dapat melihat apa-apa, tatapanku selalu kosong..
Aku.. Sudah siap!
Inilah waktunya.. Aku akan mengatakannya..
Sebentar lagi..
Jumat Siang
Jantungku.. Paru-paruku..
Aku tidak bisa merasakan semuanya itu bekerja, ketika aku berjalan membelakanginya untuk mencari tempat yang tepat untuk berbicara dengannya..

Saat ini, dia duduk dihadapanku.. Aku tidak merasakan apa-apa.. Otakku tidak dapat bekerja..
Aku hanya berbicara melalui mulutku, bahkan sebelum dapat diproses dengan otakku..
Aku telah mempersiapkan kata-kata yang tepat kemarin. Tetapi hari ini sia-sia saja semuanya.. Aku hanya bisa tergagap.. Wajahku panas.
Tetapi tanganku terasa beku, dan kakiku tidak bisa berhenti bergerak karena darahku telah mengalir dengan deras ke kepalaku..
Semuanya sudah kukatakan.
Aku ingin menatap kedalam matanya.
Aku ingin meyakinkannya bahwa aku bersungguh-sungguh.. Bersungguh untuk mau melupakannya.
Tapi aku tidak sanggup. Saat itu ia melihatku dengan tatapan yang sangat menyakitkan.
Tatapannya seakan mencerminkan ketidak percayaannya, tidak mau percaya pada apa yang ia dengar..
Dunia terasa berhenti.. Angin bertiup dengan kencang menerpa wajah kami saat itu. Suara-suara terdengar disekitar kami, namun dunia terasa berhenti saat itu.. Aku hanya terdiam sejenak..
Menunggu.. Menunggu sesuatu akan terucap melalui bibirnya, tanpa melihat kedalam matanya..
Kemudian..
Ia mengatakan sesuatu..
Otakku masih belum bisa mencerna dunia disekelilingku..
Aku tidak memahami kata-katanya.
Tetapi, ia mengatakan sesuatu.
Sesuatu yang membuatku sulit bernapas.
Aku.. Aku tidak percaya pada apa yang kudengar. Atau mungkin aku berharap aku tidak percaya pada semua itu.. Semua yang dikatakannya..
Apa lagi itu? Sebuah harapan lagikah? Atau malah sebuah kesempatan?
Dia baru saja mengatakan, bahwa dia merasakan hal yang sama denganku..
Bahwa ia juga menyayangiku..

Aku terdiam.. Lagi..
Lagi-lagi terhadap sesuatu yang kudengar..
Namun ini berbeda.
Aku.. Tidak percaya!
Ia merasakan sesuatu padaku. Suatu perasaan, yang aneh.. Perasaan sayang, itulah yang dikatakannya.
Aku tidak mengerti..
Aku benar-benar tidak mengerti.
Bukankah ia masih melihat orang itu? Bukankah ia juga mengatakan akan menunggunya?
Namun semua pertanyaan itu tidak berarti lagi. Ia telah menjelaskannya..
Tentang perasaan yang sesungguhnya yang ia rasakan padaku dan pada orang itu.
Sejenak aku benar-benar tidak berani melihat harapan itu.
Harapan yang justru keluar dari mulutnya..
Aku luluh.. Aku tidak bisa bernapas, wajahku panas.
Namun semua itu justru.. Justru terasa indah.
Oh TUHAN, jadilah kehendakMU..
Aku tidak berani lagi berharap..
Aku melihat matanya.. Jauh lurus kedalam matanya.
Aku tidak mendapatkan kebohongan, maupun rasa kasihan dalam matanya.
Yang kulihat hanya sebuah ketulusan.. Apakah itu yang benar-benar ia rasakan..
Oh TUHAN, saat ini aku harus benar-benar merombak semua rencana awalku..
Aku mendapati satu hal saat itu, sebelum kami meninggalkan tempat itu.. Bahwa aku juga menyayanginya..
Saat itu, aku ingin sekali.. Memegang tangannya, menatap lurus kedalam matanya, dan bertanya..
Apakah ia benar-benar telah melihatku? Namun aku mengurungkan niatku. Mungkin lebih baik aku percaya saja padanya.
Aku hanya berharap ini semua bukan mimpi..

Jumat Malam
Ak tersenyum lagi..
Tersenyum sendiri bahkan tanpa tahu apa sebabnya.
Aku tidak bisa berkonsentrasi pada duniaku.
Aku masih mendengar kata-katanya terngiang nyaring dalam telingaku.
Ya.. Saat ini kami tidak saling bertemu.. Dia berada jauh di tempat lain.
Aku hanya bisa berharap.. Berharap malam ini akan segera berlalu.
Agar aku bisa melihatnya besok.
Dan aku ingin dia tahu..
Saat ini.. Apapun yang sedang dipikirkannya sekarang.
Aku hanya ingin dia tau, bahwa aku menyayanginya..

Sabtu, 16 Mei 2009
Aku bahagia sekali hari ini..
Aku melihatnya, dengan senyumnya yang membuatku tidak dapat memalingkan wajah.
Ini benar-benar seperti mimpi.
Aku masih belum habis pikir, bagaimana semua ini bisa terjadi.. Apakah ini sebuah anugrah dari TUHAN?
Ya.. Tentu saja..
Penantianku, anganku, pergumulanku, hasratku, perasaanku, sadarku, pikirku, dan kenyataanku membuatku sampai pada tahap ini.
Oh TUHAN, terima kasih.. Inikah akhir dari semua proses yang telah kualami selama ini?
Aku berharap agar perasaan ini tidak akan menyakiti siapapun.
Aku benar-benar tidak menyangka.
Ketika sebuah harapan yang kupikir telah menghempaskanku, malah saat ini mengangkatku tinggi kedalam sebuah alam kebahagiaan.
Yang kutahu saat ini hanyalah, aku telah jatuh cinta.. Benar-benar jatuh cinta.
Padanya.. Pada dia yang bahkan tidak pernah kuperkirakan sebelumnya. Baru kemarin aku masih merasakan sakit yang sangat menyiksa itu, karena kupikir aku tidak akan lagi mendapatkan kesempatan ini.
Namun ketika aku memutuskan untuk mengakhirinya, justru kesempatan inilah yang mencegahku.
Astaga! Aku benar-benar tidak bisa lagi mengendalikan hidupku.
Aku bahkan tidak dapat membayangkan hidup tanpanya disisiku..
Saat ini aku menunggu..
Menunggu sebuah kepastian dari sebuah kenyataan.
Setelah itu, aku berjanji..
Dengan segenap hatiku..
Aku akan memintanya untuk menjadi kekasihku..

Senin, 18 Mei 2009
Aku belum mengatakannya.
Aku belum..
Aku tidak tahu kenapa. Apakah aku belum siap? Ataukah masih ada keraguan dalam hati ini?
Aku takut jika itu menjadi benar..
Namun yang kuyakini saat ini hanyalah,
aku mencintainya..
Dan dia juga mengatakan sebaliknya.
Mungkin keraguan ini bukanlah perasaan yang masih bimbang tentang apakah aku benar-benar mencintainya.
Karena aku telah yakin pasti, aku telah jatuh cinta.
Ya.. Mungkin aku hanya..
Aku hanya ragu, atau lebih tepatnya takut..
Takut tidak bisa membahagiakannya dengan cintaku ini.
Tetapi.. Ia telah percaya padaku.
Dan aku tidak mungkin lagi mengkhianati kepercayaannya itu.
Lagipula aku telah berjanji untuk mengatakannya jika kenyataan telah memberi kepastian.
Dan kenyataan itupun telah berkata ya..
Bahkan aku sudah menyerahkan sepenuhnya atas kehendak TUHAN.
Apa lagi yang kutakutkan?
Dia tidak boleh menunggu lagi. Aku tidak mungkin membuat dia ragu padaku.
Baiklah.. Aku yakin!
Aku telah yakin, akan kepastianku. Cepat atau lambat, ketika waktunya telah dekat, aku akan benar-benar memintanya..
Memintanya untuk menjadi bagian dari hidupku..


Sabtu, 23 Mei 2009
Aku telah mengatakannya..
Aku telah mengutarakan seluruh isi hatiku.
Ya.. Ini memang sudah yang kedua kalinya, namun ini berbeda.. Karena jika dulu aku tidak berpikir untuk memilikinya, sekarang aku benar-benar memintanya untuk menjadi kekasihku..
Saat itu, tidak biasanya aku merasa begitu tenang.
Atau mungkin aku sudah terbiasa dengan perasaan gugup ini.
Jantungku tetap saja berdegup dengan kencang.
Angin bertiup kencang kearah kami, dan menusukkan rasa dingin dan gelisah ke dalam hatiku..
Sejenak, aku benar-benar tidak dapat bernapas.
Udara disekelilingku membuatku semakin tercekat saja..
Ditambah lagi ia memintaku untuk mengulangi kata-kata itu sebanyak tiga kali.
Mengulangi kata-kataku yang memintanya untuk menjadi kekasihku..
Untuk menjadi udaraku ketika aku tidak dapat bernapas,
menjadi darahku ketika jantungku berhenti berdegup,
menjadi Ishida Keiko-ku dan aku Nishimura Kazuto-nya,
dan melewati suka duka bersama dalam masa mudaku..
Oh TUHAN, aku hanya berharap degup jantungku yang keras ini tidak sampai terdengar olehnya.
Setelah beberapa saat, aku kira dunia telah berhenti.
Namun aku masih berjalan bersamanya, dan orang lain berlalu lalang disekitar kami..
Saat itu dunia memang benar-benar telah berhenti..
Ketika ia mengatakan hal itu..

Ya.. Inilah akhirnya..
Ia berkata ya..
Berkata bahwa ia mau menjadi kekasihku..
Aku benar-benar tidak bisa percaya..
Oh TUHAN, terima kasih.
Aku tidak akan bisa mengalami proses yang begitu indah ini, sekaligus yang telah mendewasakan hidupku ini, jika tanpa TUHAN YESUS yang menyertaiku..
Inikah akhirnya?
Jika memang benar, ini bahkan lebih indah daripada drama percintaan sekalipun.
Seorang perempuan yang sejak pertama aku sadar aku tidak mungkin lagi memilikinya, namun aku malah menyukainya.
Perasaan yang kukira adalah perasaan yang terbodoh yang pernah kumiliki, justru menunjukkan harapannya kepadaku.
Harapan yang kusangka akan menghempaskanku, justru meraihku kembali..
Setiap proses dan tahap yang telah kulalui dalam beberapa waktu ini terasa begitu menyakitkan sekaligus membahagiakan..
Aku benar-benar tidak mengerti..
Benar-benar tidak dapat mengerti..
Jika dilihat dari beberapa waktu yang lalu, sangatlah tidak mungkin ini semua bisa terjadi..
Namun inilah kenyataannya.
Sebuah kenyataan yang telah memberi begitu banyak warna dalam masa mudaku..
Saat ini, ya.. Aku telah menjadi kekasihnya.. Dan ia telah menjadi kekasihku.
Inilah akhir dari pergumulanku, dan awal dari cerita cintaku.
terima kasih TUHAN..
Akhir bahagia ini..
Akhir dari semua perjuangan batinku.
Dan mulai saat ini..
Aku, Juliansen, akan melewati suka duka hidupku bersamanya, Vierena Tirza Dwivantiara..
Dan telah kuserahkan seluruh pergumulan hidupku kedalam TanganMU, ya TUHAN YESUS KRISTUS..

the end


by J