Minggu, 27 Oktober 2013

Tersenyumlah :)

Hei, Orang Asing!
Mungkin ini permohonan yang aneh untuk kamu penuhi.
Aku ingin kamu selalu tersenyum kepadaku.
Memperlihatkan barisan gigimu yang rapih itu kepadaku.
Senyumanmu itu alasan kedua yang selalu membuatku ingin cepat-cepat bertemu denganmu.
Alasan pertamanya apa? Itu cukup menjadi rahasiaku saja ya, Sayang.

Aku selalu suka melihatmu melengkungkan garis bibirmu ke atas.
Hal itu mampu membuatku semakin jatuh cinta kepadamu.
Membuatku semakin goyah menahan diri untuk tidak memelukmu.
Membuat hati ini seraya akan meledak saat kamu menyembunyikan kembali senyumanmu itu.
Ah, senyumanmu itu sungguh pengantar tidur yang lebih manis dibanding dongeng-dongeng dari dunia peri.

Aku selalu berangan bisa melihat senyummu setiap hari.
Di saat aku membuka mata terbangun dari mimpiku.
Dan ketika aku hendak memejamkan mata, beristirahat merebahkan tubuhku.
Aku ingin melihat senyummu di setiap waktu yang kuinginkan.
Menjadi alasanmu tersenyum adalah bagian dari salah satu cita-citaku kini.

Sadarkah kamu, Sayang?
Begitu hebatnya pengaruh senyumanmu itu bagi emosiku.
 
Kamu bilang, kamu (juga) menyukai senyumanku.
Aku beritahu satu hal, sayang.
Mudah sekali bagimu membuatku melengkungkan garis bibirku ke atas atau ke bawah.
Kamu tinggal pilih, mana yang membuatku terlihat lebih menarik di matamu.
Jadi aku mohon, tetaplah tersenyum, untukku, karenaku, bersamaku, selalu.

Untukmu, orang asing yang kucintai:
TERSENYUMLAH!
Walaupun hanya berupa titik dua dan sebuah kurung tutup :)

Kamis, 24 Oktober 2013

Kamu

Kamu, sebuah indah yang dihadirkan Tuhan
Tanpa kemegahan yang berarti
Kamu masuk membuat riuh di dalam hati
Tak perlu waktu yang lama
Aku telah dicumbu kesederhanaanmu
Rindu dan kekaguman sudah terlanjur menggerogoti dinding hati

Kamu adalah musuh besar keraguanku
Karena kamu datang bersama keyakinan
Menyeka luka dan menyelamatkan angan yang telah tenggelam
Memberi penawar bagi racun yang mematikan rasa di dada

Kamu, si perajut asa yang penuh dengan gelora
Pemberi kehangatan bagi jiwa yang rindu untuk direngkuh
Pengisi kekosongan jari jemari yang ingin disentuh cinta
Pencipta dan peremuk setiap prasangkaku

Kamu, seorang yang kini tidak asing lagi bagi mataku
Yang suaranya selalu dirindukan telingaku
Dan kecupanmu selalu dinantikan di setiap mimpiku
Kamu meresahkan jika tidak kulihat

Kamu, inginku hanya sederhana
Bersamamu merengkuh asa
Sampai kita renta.