Kamis, 22 Desember 2011

"ibu tetaplah seorang ibu"

Ibu tetaplah seorang ibu...
Seperti apapun gencarnya berita saat ini yang mengabarkan bahwa banyak sekali kasus mengenai seorang ibu yang tega membunuh darah dagingnya sendiri, namun sekali lagi saya tegaskan bahwa ibu tetaplah seorang ibu.
Memang keadaan dunia yang saat ini telah membuat kasih seseorang menjadi dingin, meskipun demikian sesungguhnya tidak ada hal apapun yang dapat menutupi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya...
Seperti seorang ibu yang tega membunuh anaknya sendiri, setelah ditelusuri ternyata sebagian besar kasus itu terjadi karena kehidupan perekonomian sang ibu yang sulit dan karena ketakutan sang ibu karena saat anak itu lahir, ayah sang anak tidak mau bertanggung jawab. Banyak sekali masyarakat yang menilai bahwa perbuatan sang ibu itu sangat kejam, tidak berperikemanusiaan dan sebagainya. Namun saat ini saya ingin memandang sang ibu tersebut dari sisi lain. Bagi saya ibu tetaplah seorang ibu, saat sang ibu memutuskan untuk membunuh anaknya, dia merasa hal itu lebih baik agar sang anak tidak merasakan kemiskinan di dunia ini ataupun merasa malu mendapat cemooh dari orang lain karena ia tidak memiliki ayah jika anak itu tetap hidup. Memang dinilai dari aspek manapun, membunuh tetaplah hal yang tidak dapat dibenarkan. Tetapi hal yang tetap adalah ibu tetaplah sorang ibu, karena saat beliau memutuskan untuk membunuh anaknya, ia tetap melakukan pengorbanan. Ia rela menjadikan dirinya sendiri sebagai seorang pembunuh agar anaknya tidak menderita jika lahir ke dalam dunia ini. Ia rela dihantui seumur hidup oleh rasa berdosa dan penyesalan hanya agar anaknya tidak merasakan penderitaan. Ya, karena ibu tetaplah seorang ibu...
Di dunia ini banyak sekali wanita-wanita hebat yang disebut sebagai "ibu" atau "bunda" atau "mama" dan semacamnya yang dapat menginspirasi kita perempuan muda untuk dapat melakukan hal-hal luar biasa dengan segala keterbatasan kita. Bagi pribadi saya sendiri, banyak sekali wanita hebat yang secara tidak langsung membantu saya untuk membentuk diri menjadi pribadi seorang wanita yang kuat dan luar biasa. Pernah suatu kali saya melihat seorang wanita renta yang duduk bersama seorang wanita yang juga tua namun tidak setua dirinya, sambil sesekali memperhatikan sang wanita renta membelai pundak wanita di sebelahnya, saya mendengar sedikit percakapan mereka. Wanita renta itu berkata : "Istirahatlah nak, tidak seharusnya kamu mengisi harimu dengan selalu kerepotan karena menjaga cucu-cucumu, titipkanlah mereka sesekali kepadaku supaya kamu bisa beristirahat dan menikmati hari tuamu." Saat mendengar kata-kata itu hati saya langsung merasa terenyuh dan saat saya kembali melihat ke arah mereka, kali ini belaian wanita renta itu seolah juga dapat kurasakan, begitu lembut dan penuh dengan kasih sayang. Ya, ternyata mereka seorang ibu dan anak. Sungguh, ibu tetaplah seorang ibu, meskipun rambut anaknya sudah seputih dirinya, namun kasih ibu tetap tidak pernah pudar. Di penghujung usianya, sang ibu tetap memikirkan kebahagiaan anaknya dan tetap mau rela berkorban untuk anaknya.Seperti wanita renta tadi misalnya, meskipun anaknya sudah memiliki seorang cucu, wanita renta tadi rela mengorbankan harinya dalam menikmati masa tuanya dengan berkata "titipkanlah mereka sesekali kepadaku supaya kamu bisa beristirahat dan menikmati hari tuamu." Padahal sang ibu justru lebih memerlukan waktu untuk menikmati masa tua dibandingkan anaknya yang berumur lebih muda darinya dan fisik yang lebih baik darinya. Ya, itulah seorang ibu...Sampai kapanpun kebahagiaan anaknya tetaplah menjadi bagian terpenting dalam dirinya. Ada lagi seorang ibu yang sungguh sangat dekat dengan saya namun kini ia sudah berada dalam pangkuan Bapa, ialah oma saya... Almarhumah adalah seorang wanita yang sangat kuat dan pandai sekali menutupi kelemahan dirinya. Saya masih ingat sekali, dahulu saat saya sudah mau tidur, saya melihat beliau masih membenahi meja bekas saya pakai belajar. Dan saat saya bangun, beliau juga sudah bangun lebih dulu dan saya lihat beliau sedang membaca Alkitab dan sedudahnya beliau berdoa, dalam doanya oma saya selalu menyebut nama anak-anak, menantu, suami dan cucu-cucunya. Padahal saat itupun saya bangun sudah sangat pagi sekali karena harus mengikuti pendalaman materi pagi di sekolah, namun ternyata kerajinan saya tidak dapat menyaingi oma saya. Saya juga sering melihat beliau tidak sehat, namun saat saya tanyakan kesehatannya beliau langsung mengalihkan pembicaraan dan langsung menyuruh saya untuk belajar, seolah-olah beliau tidak mau kesehatannya mengganggu pikiranku yang saat itu akan menghadapi ujian sekolah. Ada lagi cerita tentang kepandaian oma saya dalam menutupi kelemahannya, saat saya memegang tangan beliau saya sangat tau kalau beliau tidak sehat dan jelas sekali bahwa oma memang demam, saya langsung menyuruhnya untuk meminta kepada mama dan tante saya untuk membawanya ke dokter. Namun dengan tegas oma saya berkata bahwa ia baik-baik saja dan beliau pergi sendiri ke warung untuk membeli obat...Ya kebohongan yang sangat menunjukkan kasihnya. Beliau tidak mau menyusahkan anak-anaknya dan berusaha untuk tetap terlihat sehat agar anak-anak dan cucunya tidak khawatir kepada dirinya. Sebagai seorang istri pun, beliau adalah wanita yang patut diteladani, saat obat opa saya sudah hampir habis, tak pernah jenuh oma saya mengingatkan mama dan kedua tante saya untuk membelikan opa saya obat, padahal sesungguhnya, dirinya juga membutuhkan obat. Dan terakhir kali beliau memperlihatkan keteladanan yang tidak pernah saya lupakan adalah saat saya menemani beliau berbelanja, beliau memegang tangan saya erat sambil berkata seperti ini kurang lebihnya "Cha, kamu harus bisa memilih laki-laki yang benar untuk jadi suami kamu nanti, kamu ga boleh membenci papa kamu dan kamu harus tetap liat mama. Kamu harus perhatian sama mama kamu, kalo bukan kamu yang doain mama kamu, siapa lagi coba? Icha harus bisa sukses supaya bisa banggain mama dan bawa mama pergi jalan-jalan ke luar negri, nanti ajak oma sama opa juga ya. Dan jangan sampai tinggalin pelayanan, karena Tuhan Yesus harus tetap jadi yang pertama." Saat itu saya hanya menganggap kata-kata itu sebagai sebuah nasihat biasa yang diucapkan seorang nenek kepada cucunya. Namun sekarang, sampai saat ini saya menulis di blog saya ini, saya selalu menitikkan air mata saat mengingat nasihat oma saya itu. Karena empat hari setelah beliau berkata seperti itu, oma saya terserang penyakit stroke. Sungguh kejadian itu sangat mengejutkan semua orang rumah, karena beliau tidak pernah menunjukkan keluhan-keluhan yang berarti tentang kesehatannya. Ya akhirnya Tuhan memanggil oma saya. Dibandingkan dengan kami keluarganya, ternyata Tuhan jauh lebih menyayanginya. Ya betul, selama ini memang hanya Tuhan yang tau apa yang menjadi kesusahan oma, karena tidak pernah sekalipun beliau memperlihatkan kesusahannya kepada kami, anak dan cucunya. Banyak orang yang menangisi kepergian oma, namun banyak pula yang tersenyum karena keteladanan yang oma telah tunjukkan. Ya memang ibu tetaplah seorang ibu.. Di dalam kesusahannya, ibu tetap tersenyum dan membohongi anaknya dengan berkata "aku baik-baik saja".
Dan yang terakhir akan saya ceritakan adalah seorang ibu yang sangat luar biasa, di dalam segala kelemahan dan kesukarannya, ia tetap menjadi seorang ibu bagiku dan abangku, dia adalah mamaku...Ya mamaku adalah wanita yang hebat. Meskipun banyak orang yang menilai dirinya tidak memberikan teladan yang baik untuk aku dan abangku karena perpisahannya dengan papaku, namun bagiku ibu tetaplah seorang ibu. Di tengah keterbatasannya yang hanya tamatan SMA, mama tetap berusaha untuk bekerja dari pagi hingga malam hanya agar aku dan abangku memperoleh pendidikan yang bagus. Agar saat dewasa nanti kami tidak mengalami apa yang dialami oleh dirinya. Memang sering sekali aku kecewa dengan sikap mama, namun sesungguhnya saat aku merasa kecewa, saat itu pula aku tidak pernah berpikir pula seberapa sering aku menyakiti dirinya, seberapa sering aku membentak dirinya hanya karena keinginanku yang tidak terpenuhi. Aku tau, mama sering banget kurang tidur bahkan hampir setiap hari, tapi ga pernah beliau jenuh melakukan pekerjaan rumah di malam hari saat beliau baru pulang kerja. Sedangkan aku? Sampai rumah jam setengah enam sore saja aku sudah merasa ingin langsung tidur dan beristirahat. 
Sebetulnya masih terlalu banyak sosok ibu yang masih dapat saya ceritakan tentang kehebatannya, seperti misalnya Bunda Maria yang tetap menerima kandungannya dalam kondisinya yang masih perawan, atau ibu dari Billy Graham Bell yang tak pernah lelah memberi motivasi bahkan menjadi motivasi bagi anaknya sampai anaknya dapat dikenal oleh dunia. Ada juga ibu dari seorang Ludwig Van Beethoven yang tetap memilih melahirkan anaknya dibandingkan menggugurkan anaknya di saat kondisinya yang telah mempunyai delapan anak, tiga diantaranya tuli, dua buta dan satu diantaranya mengalami gangguan mental dan sang ibu sendiri mengidap sipilis, sungguh keputusan yang sangat berat utuk tetap mempertahankankandungannya, namun ibu dari Beethoven ini tetap bertahan dan dari rahimnyalah lahir seorang komponis masyur dunia. Dan siapa yang mengenal ibu Nancy Edison? Ketenarannya jelas jauh di bawah bila dibandingkan anaknya, Thomas Alva Edison, di saat guru sekolah Thomas menyerah untuk mengajari anaknya namun sang ibu tetap gigih mengajar anaknya di rumah, dan kegigihan sang ibu kini telah membuahkan hasil yang sangat manis bahkan bisa dinikmati oleh semua orang di seluruh dunia, ya kegigihannya menjadikan Thomas sebagai seorang penemu terbesar di dunia.
Hmm.. Sungguh terlalu banyak teladan seorang ibu dan terlalu banyak sosok ibu yang dapat kita teladani. Dan tentunya masing-masing ibu punya keteladanannya sendiri, jadi jangan pernah sekalipun berniat untuk menukarkan posisi ibu kita dengan orang lain di dalam hati kita. Bagaimanapun sikap sang ibu, seperti apapun kelemahan seorang ibu..."ibu tetaplah seorang ibu"... Sebagai seorang anak kita harus menghormati dan mendoakan hal baik bagi ibu kita... Jangan pernah menyakiti ibu, jangan pernah menghina ibu, jangan pernah menghujat, apalagi membunuh sosok seorang ibu! Karena di rahimnyalah Tuhan telah menenun kita untuk dapat menjadi seorang manusia yang berguna. Dan melalui perjuangan ibulah kita dapat dilahirkan di dunia ini. So, sehebat apapun anda, sesukses apapun karir anda saat ini, jangan pernah lupakan peranan ibu dalam hidup kalian! 

Karena sampai kapanpun..."ibu tetaplah seorang ibu"...
Jika kalian seorang anak, katakanlah kepada ibumu : 
"terima kasih ibu,ibu aku menyayangimu"
Dan kuucapkan "Selamat hari ibu" kepada wanita hebat di seluruh dunia yang menyandang predikat sebagai seorang ibu... 

especially  for my mother...
"Happy mom's day, i love you"
with love,,, icha ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar