Hai :) Sudah lama kita tidak berjumpa setelah lebih dari sepuluh tahun anda menghilang dari pandangan mata saya. Mata saya memang bermasalah, tapi saya yakin ingatan saya masih sangat segar untuk mengingat anda. Terakhir bertemu, anda masih menjadi ibu dari dua orang anak yang kukira sebaya denganku. Kini (23 Agustus 2012) anak anda sudah bertambah satu, dan ternyata mengalir juga darah yang sama denganku dalam tubuh anak bungsu anda. Sungguh, saya benci akan kenyataan itu tapi saya tau, saya sadar diri, dan saya juga harus bisa memantaskan diri untuk bersikap sebagai seorang gadis dewasa yang tidak berontak terhadap kenyataan yang ada. Ya, saya akan bersikap dewasa!
Ternyata anak anda lebih muda usianya dari saya, perkiraan saya di waktu kecil terbukti salah. Dua dari tiga anak anda mencium tangan saya sebagai bentuk penghormatan mereka. Saya berterimakasih pada anda, karena anda mengizinkan anak anda melakukan hal itu kepada saya. Saya tersanjung akan perlakuan anda dan anak anda, tapi ada emosi yang lebih besar lagi yang saya rasakan entah kepada siapa saat saya melihat "keluarga" anda. Emosi yang mempermainkan pernafasan saya, sehingga untuk menghirup udara saja sesulit ini rasanya. Tak bisa saya pungkiri, emosi negatif terasa lebih kuat menggerogoti hati saya terhadap anda. Oke. Ralat. Terhadap anda dan "keluarga" anda. Tapi bagaimanapun sakitnya, saya diajarkan untuk tetap mengasihi anda. Dan hari ini keputusan pertama yang saya ambil adalah : memaafkan suami anda (lagi). Selanjutnya saya tidak tau, tapi saya harap saya dapat menerima anda sekeluarga sebagai bagian dari hidup saya. Walaupun saya tau, dengan kehadiran anda dan anak anda itu sudah menjadi jawaban atas pengharapan saya selama ini. Yaa, terkadang apa yang kita anggap baik memang belum tentu baik untuk kita. Tuhanlah yang tau dan yang bisa memberikan yang terbaik untuk kita. Jadi saya percaya, anda ada di depan mata saya sekarang itu juga karena seizin Tuhan. Saya tidak marah, atau lebih tepatnya saya tidak tau apa yang saya rasakan ketika melihat anda berdampingan dengan suami anda. Dari cara berkomunikasi anda dengan suami anda, saya dapat menyimpulkan bahwa kalian memang sepaham, entah dimana saya pernah melihat bahasa tubuh seperti yang kalian lakukan. Ah saya ingat, papa dan mamaku juga pernah berkomunikasi seperti kalian, tapi itu sudah hampir 13 tahun yang lalu. Dan saya sempat menyesal memikirkan bahwa anda dan suami anda memiliki aura chemistry yang hampir sama dengan kedua orangtuaku. Dan sekarang saya menyesal telah menuangkannya dalam tulisan.
Ternyata anak anda lebih muda usianya dari saya, perkiraan saya di waktu kecil terbukti salah. Dua dari tiga anak anda mencium tangan saya sebagai bentuk penghormatan mereka. Saya berterimakasih pada anda, karena anda mengizinkan anak anda melakukan hal itu kepada saya. Saya tersanjung akan perlakuan anda dan anak anda, tapi ada emosi yang lebih besar lagi yang saya rasakan entah kepada siapa saat saya melihat "keluarga" anda. Emosi yang mempermainkan pernafasan saya, sehingga untuk menghirup udara saja sesulit ini rasanya. Tak bisa saya pungkiri, emosi negatif terasa lebih kuat menggerogoti hati saya terhadap anda. Oke. Ralat. Terhadap anda dan "keluarga" anda. Tapi bagaimanapun sakitnya, saya diajarkan untuk tetap mengasihi anda. Dan hari ini keputusan pertama yang saya ambil adalah : memaafkan suami anda (lagi). Selanjutnya saya tidak tau, tapi saya harap saya dapat menerima anda sekeluarga sebagai bagian dari hidup saya. Walaupun saya tau, dengan kehadiran anda dan anak anda itu sudah menjadi jawaban atas pengharapan saya selama ini. Yaa, terkadang apa yang kita anggap baik memang belum tentu baik untuk kita. Tuhanlah yang tau dan yang bisa memberikan yang terbaik untuk kita. Jadi saya percaya, anda ada di depan mata saya sekarang itu juga karena seizin Tuhan. Saya tidak marah, atau lebih tepatnya saya tidak tau apa yang saya rasakan ketika melihat anda berdampingan dengan suami anda. Dari cara berkomunikasi anda dengan suami anda, saya dapat menyimpulkan bahwa kalian memang sepaham, entah dimana saya pernah melihat bahasa tubuh seperti yang kalian lakukan. Ah saya ingat, papa dan mamaku juga pernah berkomunikasi seperti kalian, tapi itu sudah hampir 13 tahun yang lalu. Dan saya sempat menyesal memikirkan bahwa anda dan suami anda memiliki aura chemistry yang hampir sama dengan kedua orangtuaku. Dan sekarang saya menyesal telah menuangkannya dalam tulisan.
Hmm, tapi penyesalan tidak dapat mengubah apa yang telah terjadi. Nenek kaya itu bilang kalau anak bungsumu sangat mirip dengan aku saat masih kecil. Tapi aku rasa tidak. Aku tidak bermaksud untuk tinggi hati, tapi sekali lagi mari kita lihat pada kenyataan (seperti apa yang sedang aku usahakan saat ini). Berbeda dengan anakmu, aku tidak memiliki mata yang besar untuk menunjukkan ekspresi marahku. Aku sipit. Dan maaf saja, aku dimasa kecil lebih menggemaskan dibanding anakmu dan lihat saja kulitku jauh lebih putih dari anakmu. Faktor genetika yang diturunkan mamaku memang sangat kuat mengalir deras di tubuhku. Dengan hanya melihatku saja orang bisa menilai bahwa aku china. Aku tidak bermaksud untuk merendahkan anakmu apalagi memiliki niat untuk membencinya. Sungguh, sekali lagi tidak! Terlalu sulit bagiku untuk membenci anak kecil yang bahkan tidak tau siapa diriku. Aku akan mengasihinya, biar bagaimanapun aku tau : dia adikku. Tapi maaf, aku tidak mau disamakan dengannya. Apalagi dibandingkan dengan anakmu. Cukup berbagi dengannya saja sudah membuat saya sulit bernafas. Ya walaupun aku tau, kedua anakmu yang lain juga mengalami hal yang mungkin lebih berat dari apa yang aku alami kini. Aku hanya berpesan supaya tetaplah anda jaga ketiga anak anda dalam kondisi apapun (seperti apa yang mama saya lakukan). Dan jangan pernah pergi dari ayah anak-anak anda walaupun anda tidak sanggup lagi bertahan bersamanya (tidak seperti yang mamaku lakukan, ataupun mungkin ini juga salah satu pengalaman anda dulu. Saya tidak tau...). Itu tadi bukan perintah, hanya sebuah saran agar anak anda tidak mengalami apa yang saya rasakan kini.
Tak banyak yang saya minta darimu, tapi tolonglah satu hal ini saja anda lakukan untukku : rawat papaku dengan baik :')
Tak banyak yang saya minta darimu, tapi tolonglah satu hal ini saja anda lakukan untukku : rawat papaku dengan baik :')
Terima kasih untuk anda,
juga untuk lima puluh ribu yang anda berikan untukku.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar