Jumat, 06 Februari 2015

Masih Tentang Hati

Surat ini ditulis, ketika berita pembegalan merasuk cemas keresahan warga kota Depok.
Ketika sang tertuju surat ini tengah menyelesaikan ujian guna memperoleh sarjananya.
Ketika skripsi tengah menghantui pelakon surat ini.

Nasehat penutup cerita semalam.

Kepada : 
Yang masih berdiri pada dua pilihan, Alexandra.

Ndra, masih berkutat dengan urusan hati?
Tak perlu dijawab, ini hanya basa-basi :) Jawabannya tentu saja, masih. Bukan begitu?
Tepat setahun lewat sehari ya surat sebelumnya terkirim. Berarti sudah setahun lebih ya perasaan itu terpendam rapi dan kini, siapa sangka rasa itu tak kunjung pergi?

Ndra, kebahagiaan memang berawal dari rasa nyaman. Tapi kita ga boleh acuh terhadap keadaan yang selalu meneriakkan perbedaan. Kadangkala kebahagiaan bisa juga sebuah perangkap jebakan yang dapat merusak perasaan. Percayalah, bahwa pasangan tak harus selalu sesuai angan. Ia mestilah seseorang yang berjalan dalam kenyataan, yang membawa kita bertumbuh dalam iman, kepada Tuhan.

Berdoalah, Ndra. Ia yang mendengar doamu adalah yang paling tau apa yang terbaik bagimu. Hanya saran untuk jangan memulai jika Ia tak mengizinkannya. Karena perlu kita ketahui, ada juga hati yang meski sering disakiti, ia tetap berdiri. Tegar memagari agar sang isi tak lantas pergi, meski ia tau apa yang diingini tak selalu terjadi sesuai prediksi. 
Jangan gegabah, Ndra. Terlebih dia yang yang hatinya ingin lo isi adalah lelaki si keras hati.

Berbahagialah aku, jika dirimu tercerahkan oleh surat singkat ini.
Salam,
Icha.

Surat sebelumnya dapat dibaca di sini.



1 komentar: