Kamis, 17 Juli 2014

Tuhan Yang Maha Tau

Untuk Tuhan yang Maha Tau,
air mataku baru saja habis mengering tepat ketika aku memanggil Engkau. Menyebut pelan diriMu dan merasakan hadirMu dalam hatiku. Kupejam mata dan merasakan getar entah di bagian mana tubuhku, seolah seluruh darah dalam tubuh ini bertukar posisi. Mungkin itu pertanda bahwa Engkau masih bersemayam di sini, di hatiku? Ah, itu bukan lagi mungkin, tapi pasti! Ya, Engkau pasti masih ada di sini. Di relung jiwa terdalam kokoh memagari hati yang semakin rapuh ini. Aku memang seringkali sok tau. Kurang dari dua puluh empat jam yang lalu dengan angkuh aku berkata tak bisa berbicara denganMu lagi, padahal Engkau masih setia di sini, menyediakan telinga dan tangan yang siap sedia merangkulku.

Tuhan yang Maha Tau,
bolehkah aku sedikit bercerita tentang keadaanku? Seperti biasanya dengan kalimat kacau dan bahasaku yang sangat terbatas mungkin Engkau akan pusing bukan kepalang karena sulit mencerna kata-kataku. Ah, tapi sungguh bodohnya aku. Engkau adalah Tuhan yang Maha Tau, Engkau pasti akan selalu tau walau tanpa kuceritakan sekalipun. Bahkan hanya melalui satu tetes air mata saja Engkau bisa mengerti apa yang sedang berkecamuk dalam pikiranku. Engkau memang selalu tau, Tuhan. Namun tak ada salahnya bukan aku bercerita kembali? Anggap saja sebagai awal keberanianku untuk membangun hubungan antara aku dan Engkau yang sudah mulai renggang belakangan ini. 

Tuhan yang Maha Tau,
demi izinMu yang mempersilahkan aku bercerita mengenai keadaanku, aku akan mencoba menahan kantuk yang sedari tadi sudah bergelayut memanjai mata ini. Jadi begini, aku paham betul Engkau tidak suka dengan kelakuanku belakangan ini. Aku nakal. Aku malas. Aku pemarah. Dan aku bahkan merasa biasa saja dengan semua hal itu. Yang lebih parah lagi, aku mulai tidak menghiraukan teguranMu, mulai tidak melibatkanMu dalam perkara-perkaraku. Hal itu berakibat besar bagiku, aku menjadi kacau. Aku tidak tau lagi harus memulai dari mana untuk memperbaiki lagi semuanya. Bahkan aku tak tau persis apa yang harus kuperbaiki. Aku butuh penuntun, tapi lagi-lagi aku tak tau siapa itu. Terlepas dari itu semua, aku kehilangan banyak hal. Aku kehilangan cara untuk mendapatkan kebahagiaan, aku kehilangan rasa damai sejahtera, aku kehilangan akal untuk melawan rasa malas belajar, aku kehilangan sabar dalam menghadapi orang lain. Aku kehilanganMu, Tuhan!

Tuhan yang Maha Tau,
itulah sedikit gambaran mengenai keadaanku saat ini. Engkau juga pasti tau kenapa aku lebih memilh untuk menuliskan ini dibanding menyimpannya sendiri dalam hati atau memperkatakannya secara verbal kepadaMu. Ya, Engkau tau persis aku kehabisan cara untuk berkata-kata denganmu. Engkau tau persis air mataku habis terkuras tanpa bicara sepatah katapun saat berhadapan denganMu. Sungguh jalan yang unik, Engkau yang Maha Tau dengan sigap menggerakkan Roh Kudus untuk menuntun jari jemariku agar mengetikkan kata demi kata ini. Dengan cara ini pulalah Engkau sekaligus mengangkat bebanku.

Tuhan yang Maha Tau,
terima kasih atas kesempatan berbincang ini. Terima kasih karena Engkau masih bersedia menegurku dengan cara lembut. Engkau memang Maha Tau, Engkau tau cara yang kasar tak akan mampu meluluhkanku. Walaupun secara pasti melalui kuasaMu, Engkau mampu memutarbalikkan kenyataan itu. Aku mengucap syukur, sekali lagi dengan teramat sangat, karena dengan segala kebobrokanku, Engkau masih memelukku dengan sangat hangat. Dan dengan segala kejahatanku, Engkau masih menyelipkan kebaikan di hatiku untuk tak lupa akan keberadaanMu. 

Tuhan yang Maha Tau,
aku yakin sedetikpun tak pernah luput aku dari pengawasanMu. Dengan adanya aku di sini, semakin membuktikan bahwa Engkau memeliharaku dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kasih. Melalui pemeliharaanMu itulah, aku menaruh satu lagi keyakinan bahwa Engkau pasti akan menjaga pula masa depanku yang penuh dengan harapan. Harapan akan sebuah mimpi, dimana paket yang telah Engkau kirimkan kemarin akan melengkapi kebahagiaanku di dunia ini dan tak berhenti di situ, ia jugalah yang kuharap akan menuntunku kepada hidup yang kekal bersamaMu.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar