Yeeeaaah akhirnya Tuhan Yesus menghantarkan kami menjajaki bulan ke 33 dalam hubungan kami (re:Juliansen and me). Huuuuhft banyaaaak banget pengalaman yang udah kami alami, pahit manis asam garam dalam siklus berpacaran hampir semua udah kami alami. Banyak banget pelajaran yang bisa gue ambil selama 33 bulan ini. Terlebih banyak sih membawa gue untuk jadi lebih baik lagi, terutama dalam hal pengendalian diri. Di usia pacaran kami yang udah (atau mungkin baru) 33 bulan ini, tentunya kami udah ngga mau yang namanya main-main lagi atau ngisi hubungan kami hanya sekedar untuk : pacaran-berantem-baikan-ngegombal-berantem lagi-baikan lagi-berantem lagi-ngegombal lagi-gitu terus sampe kiamat. Ngga! ngga mau lagi kami seperti itu. Sekarang udah saatnya bagi kami untuk lebih dewasa dalam menjalani hubungan yang sedikit lebih spesial dari persahabatan ini. Sulit memang tapi kalo ada komitmen yang sungguh-sungguh pasti Tuhan akan campur tangan. Karena keadaan sulit bukanlah jalan buntu, di tangan Tuhan itu adalah pintu. Dan hal itulah yang gue percayai, bahkan dalam hubungan ini sekalipun. Kalalu boleh jujur, sampai saat ini banyak keadaan sulit yang harus kami hadapi, yang paling nyata terlihat adalah jarak. Sekali lagi gue ulang : jarak. Yah, dipisahkan oleh samudera dan tinggal di benua yang berbeda adalah hal yang sulit buat gue yang terlalu terbiasa ada di deket dia. Ya iyalah wong selama 2 tahun lebih kalo mau ketemu tuh ya gampang-gampang aja. Selama setahun kami sekelas, tahun berikutnya kelas kami hanya dipisahkan dinding dan di tempat les pun kami sekelas. Dan sekarang, untuk sekedar bertegur sapa lewat dunia mayapun kami harus menghadapi "penjahat dunia maya" yang mungkin sering menjadi korban kutukan anak muda, yaitu : SINYAL.
yah, dengan rumah yang sangat dekat dengan rel kereta api ternyata itu mempengaruhi sinyal internet di rumah :'( Setiap kali telfon-telfonan pasti ada aja gangguan sinyal yang memuakkan. Ya setiap kali! Ngga pernah ngga! Ya tapi disitulah justru ujiannya, dengan sulitnya kami berkomunikasi tapi justru disitulah kami jadi lebih menghargai waktu-waktu yang bisa kami lewatkan bersama. Kepercayaan dan kesetiaan menjadi suatu hal yang ngga bisa diremehkan lagi. Apalagi yang namanya doa, wah itu harus menjadi makanan kami sehari-hari... Karena yang namanya manusia memang bisa dibohongin tapi ngga akan ada yang bisa menipu Tuhan, so yang paling aman dalam menjalani hubungan jarak jauh adalah saling mendoakan.
Nah sekarang next ke keadaan sulit kedua yang saat ini kami hadapi, restu (yang resmi) dari keluarga dia :( Sebetulnya ini udah ngga masuk dalam keadaan yang sulit lagi sekarang karena Tuhan udah menjadikan keadaan sulit ini sebagai pintu :) Walaupun belum pernah secara langsung ketemu muka sama keluarga intinya, tapi sangat menyenangkan saat gue bisa berkomunikasi sama beberapa saudaranya dan saat gue denger cerita-cerita dia tentang gimana gue dinilai positif sama keluarganya. Walaupun "pintu" yang satu ini belum terbuka, asalkan sudah terlihat pasti gampang untuk masuk ke dalamnya karena gue akan masuk bersama dengan sang juru kunci pintu tersebut yaitu TUHAN YESUS KRISTUS. Gue percaya ngga lama lagi gue akan masuk ke pintu itu dengan penuh sukacita. amiiin...
Dan akhirnya kuucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesusku yang baik. Aku percaya, di tanganMu hubunganku dengan Juliansen akan menjadi berkat bagi orang lain dan bagi diri kami sendiri. Dan suatu saat nanti aku akan merasakan janjiMU yang indah dimana Engkau mempersatukan kami berdua dalam ikatan pemberkatan yang kudus. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar