Sebelas hari. Sejak pertama kamu menyapa aku lewat sebuat tulisan yang tertera dalam layar si mungil putih yang selalu kugenggam itu. Kalau dihitung lagi, belum genap dua minggu ya? Tapi kenapa sepertinya perasaan ini sudah ada sejak bertahun-tahun? Aku bukan wanita yang mudah jatuh cinta loh. Apalagi masih ada yang belum selesai disini. Apa karena kita memiliki banyak kesamaan? Kalau kuingat lagi kata-kata motivator ternama itu, aku jadi berpikir ulang. "Memiliki banyak persamaan belum tentu bisa membuat dua insan yang saling mencinta menjadi bersama." Aku tidak tau betul tidaknya, karena memang belum pernah mencoba. Biar waktu saja yang menjawab itu. Terkadang aku berpikir bahwa kamu hanyalah malaikat yang hanya sekedar lewat untuk menjadi teman pengisi sepi. Sama seperti mereka yang sebelumnya sudah datang lalu pergi. Berlalu lalang di tengah kesepianku. Tapi ya kembali lagi waktu. Waktu menjawab hal yang lain, jauh di luar pekiraan. Desiran hangat mulai menjalar saat memikirkan kamu. Kalimat sederhana darimu mampu menciptakan senyuman yang terlalu sering muncul di setiap waktu dimana hari mulai berganti nama. Banyak pertanyaan yang muncul dalam diam ketika melihatmu. Padahal jawabnya cuma satu : kamu.
Aku tidak bisa mengendalikan ini lagi. Rasa ini sudah begitu frontal merasuki seluruh sel-sel otakku dan tentunya juga, hatiku. Cintakah ini? Jika iya, dia terlahir prematur. Butuh perawatan khusus dalam menangani kasus prematur. Apa kamu mau berjuang denganku merawat cinta yang terlahir prematur ini? Kalau terus diperjuangkan, akan ada banyak kicauan di luar sana yang meremehkan cinta prematur ini. Tak bisa dipungkiri pandangan merendahkan pasti akan menghampiri cinta ini. Atau bahkan mungkin menghakimi akan jadi seperti apa akhir dari cinta yang terlahir prematur ini. Tapi persetanlah dengan perkataan orang! Cinta ini kan tidak pernah meminta hadir di waktu yang salah. Apalagi meminta untuk dilahirkan, tapi Tuhanlah yang mengizinkan cinta ini hadir. Nah, kalau sudah begitu, apa salah cinta ini hadir lebih cepat dari yang seharusnya? Lagipula, disini kan aku dan kamu yang melahirkan cinta ini. Biarlah cinta ini tumbuh hebat dan mengangkasa melebihi cinta yang terlahir normal sekalipun. Lihat saja Sir Isaac Newton, beliau saja bisa mendunia meski terlahir prematur. Dipatahkannya perkataan orang-orang yang meremehkan dengan hasil karyanya yang luar biasa. Mari kita juga seperti itu. Kita hasilkan maha karya dalam cinta yang prematur ini. Agar pada saatnya tiba cinta ini berhasil mendunia, mereka semua akan tercengang terkagum-kagum.
Kalau hal itu bisa terjadi, siapa yang pada akhirnya bangga?
Aku dan kamu kan? :)
Aku tidak bisa mengendalikan ini lagi. Rasa ini sudah begitu frontal merasuki seluruh sel-sel otakku dan tentunya juga, hatiku. Cintakah ini? Jika iya, dia terlahir prematur. Butuh perawatan khusus dalam menangani kasus prematur. Apa kamu mau berjuang denganku merawat cinta yang terlahir prematur ini? Kalau terus diperjuangkan, akan ada banyak kicauan di luar sana yang meremehkan cinta prematur ini. Tak bisa dipungkiri pandangan merendahkan pasti akan menghampiri cinta ini. Atau bahkan mungkin menghakimi akan jadi seperti apa akhir dari cinta yang terlahir prematur ini. Tapi persetanlah dengan perkataan orang! Cinta ini kan tidak pernah meminta hadir di waktu yang salah. Apalagi meminta untuk dilahirkan, tapi Tuhanlah yang mengizinkan cinta ini hadir. Nah, kalau sudah begitu, apa salah cinta ini hadir lebih cepat dari yang seharusnya? Lagipula, disini kan aku dan kamu yang melahirkan cinta ini. Biarlah cinta ini tumbuh hebat dan mengangkasa melebihi cinta yang terlahir normal sekalipun. Lihat saja Sir Isaac Newton, beliau saja bisa mendunia meski terlahir prematur. Dipatahkannya perkataan orang-orang yang meremehkan dengan hasil karyanya yang luar biasa. Mari kita juga seperti itu. Kita hasilkan maha karya dalam cinta yang prematur ini. Agar pada saatnya tiba cinta ini berhasil mendunia, mereka semua akan tercengang terkagum-kagum.
Kalau hal itu bisa terjadi, siapa yang pada akhirnya bangga?
Aku dan kamu kan? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar