Jumat, 20 Juli 2012

Surat Cinta Untukmu yang Tercinta (1)

Mungkin ini bukan surat cinta pertamaku untukmu.
Tapi ini pertama kalinya aku dengan niat penuh menulis surat cinta untukmu yang telah jauh berada di benua lain.

Hai kamu, orang yang paling kucintai...
Apa kabarmu disana? Aku disini terbilang buruk, aku sakit karena begitu merindukanmu.
Kuharap kamu disana baik, sebaik terakhir kali aku memelukmu disini.
Kudengar kamu begitu sibuk disana. Hari-harimu kau isi dengan bekerja, belajar dan mengurus pekerjaan rumah yang tidak biasa kamu kerjakan. Bagaimana dengan hobimu menonton film? Masihkah itu dapat kamu lakoni di tengah kesibukanmu? Maaf aku bertanya padahal aku sudah tau jawabannya : selalu ada kesempatan untuk menonton film yang kamu sukai.
Kadangkala aku dengan bodohnya merasa iri pada film-film itu yang selalu memiliki tempat di aktivitasmu. Ya, aku tau kau akan marah saat membaca ini, karena akupun selalu memiliki tempat bukan hanya di aktivitasmu tapi juga di hidupmu.
Tapi entah mengapa, akhir-akhir ini semua seolah berusaha memperlebar jarak di antara kita. Koneksi internet yang rendah membuat kita sering salah paham saat bertelepon, sampai akhirnya kita menyerah pada keadaan dan memutuskan untuk tidak saling memperdengarkan suara untuk sementara. Aku tersiksa dengan keadaan ini, sayang. Aku ingin bisa menemuimu kapanpun aku mau, aku ingin mendengar suaramu tanpa harus memikirkan besarnya biaya roaming international, ah sungguh aku ingin kau selalu ada di sisiku saat ini dan sampai selamanya.
Oh iya, taukah kamu, semalam aku memimpikanmu. Mimpi itu begitu indah sehingga membuat aku bangun lebih siang dari biasanya. Aku bermimpi kamu mengajakku jalan-jalan, di perjalanan kita kamu selalu menjaga aku. Hal yang aku tidak bisa rasakan di dunia nyata -untuk saat ini-. Pelukanmu di alam mimpi terasa begitu hangat, saat terbangun aku jadi membayangkan bagaimana hangatnya pelukanmu di dunia nyata kalau di alam mimpi saja sudah terasa begitu hangat. Dan jujur sayang, mimpi itu mampu meluluhkan hatiku yang kemarin sempat membatu karena keadaan kita. Sayang, pulanglah... Biar kamu melihat bahwa kini di Depok banyak dibuka restoran baru. Aku sungguh tak sabar menunggu kepulanganmu dan kita akan berwisata kuliner bersama. Walaupun aku tau saat bersamamu tidaklah lama. Aku juga sudah menyusun daftar tempat yang akan kita kunjungi bersama saat kamu pulang nanti. Aku sungguh tidak sabar menunggu kepulanganmu sayang.
Semua orang rumah tau, saat aku sudah menatap lekat layar laptop dan memakai headphone di kepalaku itu adalah saat aku tidak mau diganggu. Karena itu adalah waktu kencanku denganmu. Ya, kita memang unik sayang. Tuhan membuat hubungan kita terasa begitu sulit (bagiku), tapi Tuhan juga memberi harapan yang begitu besar bagi hubungan kita ini. Aku bisa mengatakan hal inipun karena kamu yang selalu begitu mengajarkan aku bagaimana cara bersyukur dalam keadaan sulit sekalipun.
Baik-baiklah kamu disana, sayangku...
Aku selalu mendoakanmu dari sini. Dan jangan takut, hatiku sudah terkemas rapi hanya untukmu :)
Aku mencintaimu... Tapi Tuhan jauh lebih mencintai kita.

untukmu yang aku cintai : aku menunggu kepulanganmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar