Untuk ayah dari pria yang kucintai,
Hai papa, bolehkah aku memanggilmu demikian?
Engkau adalah ayah dari pria yang kucintai dan aku yakin suatu saat nanti aku akan memanggilmu dengan sebutan itu. Tak ada salahnya kan aku memanggilmu papa lebih cepat dari waktu yang seharusnya?
Mungkin menggelikan bagimu mendapat surat (cinta) dari seorang gadis berusia belasan tahun. Tapi ini hanyalah sebuah bentuk kasihku padamu papa, salah satu dari proses belajarku menjadi bagian dari keluargamu.
Semalam aku mendapat kabar mengenai kondisi kesehatanmu, aku harap hari ini kondisimu lebih baik dari kemarin, papa. Aku sudah menyampaikan simpatiku pada anak pertama dan terakhirmu, sudahkah pesanku mereka sampaikan?
Mungkin di mata anak terakhirmu aku hanyalah gadis jahat yang hanya mementingkan egoku sendiri. Tapi sungguh, semalam aku juga khawatir memikirkan kondisimu papa. Memang tidak sekalut saat aku tau mobil yang dikendarai papaku masuk ke jurang atau saat tau motor yang ditumpangi mamaku mengalami kecelakaan. Tapi sungguh, percayalah aku juga mengkhawatirkanmu walaupun kau belum pernah melihatku sekalipun.
Tepat saat aku menulis surat ini, aku melihat kembali kabar bahwa sekarang kau sedang dioperasi. Aku harap kau tidak tegang ataupun takut, papa. Aku juga pernah mengalami operasi, mungkin bisa kubagi pengalamanku kepadamu, papa. Dua tahun yang lalu, tepat di bulan April aku divonis terkena penyakit usus buntu dan sudah harus dioperasi tak lama setelah vonis itu disampaikan. Saat itu kedua oangtuaku tidak memiliki uang, tapi pa, Tuhan yang aku sembah itu sangat baik. IA menolong keluargaku dan menutupi semua biaya operasiku dengan caraNYA yang ajaib. Dan kuharap suatu hari nanti papa juga bisa bergantung pada Tuhan yang sama denganku. Saat waktu operasi tiba, jujur aku merasa takut pa, tubuhku merasa tegang sekaligus kedinginan saat menunggu waktu giliran operasiku tiba. Tapi kau perlu tau pa, doa dari anak bungsumu sungguh tersampaikan dengan baik. Aku menjadi tenang karena aku tau di luar ruangan operasiku, anak bungsumu menungguiku dan berdoa agar operasiku berhasil. Jadi, jangan takut pa. Aku yakin, anak bungsumu itu pasti akan mendoakanmu bahkan jauh lebih gencar saat dia mendoakanku dulu. Bukan cuma anak bungsumu, akupun yakin keempat anakmu akan mengusahakan segala cara untuk kesehatanmu. Kerja kerasmu sedari dulu tidak sia-sia pa, aku dapat melihat semua anak-anakmu memperjuangkan kesehatanmu. Itu pasti terjadi karena teladanmu begitu berkharisma hingga membuat anak-anakmu begitu memperjuangkanmu. Akupun sungguh mengagumimu papa, walaupun aku baru bisa mengenalmu lewat ceritanya. Aku juga akan turut berdoa untukmu pa.
Aku percaya kau akan pulang dengan kesehatan baru yang Tuhanku limpahkan kepadamu.
Dan aku berharap kesehatan akan terus melekat padamu sehingga kau dapat melihat aku melahirkan cucu-cucumu nanti pa.
Semoga operasimu hari ini berhasil, papa.
Dariku yang sangat mencintai anak bungsumu,
Tuhan memberkatimu, papa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar