Halo Tuan yang suka terlambat!
Akhirnya datang juga surat darimu yang sudah kutunggu sejak kurang lebih dua puluh empat jam yang lalu. Aku pribadi sih bisa memaafkanmu. Karena aku maklum dengan sifat jelekmu yang suka terlambat itu. Tapi entah dengan tukang pos kita, semoga beliau berbaik hati memaafkan keterlambatanmu yang sebenernya sudah keterlaluan itu. Padahal jika kemarin kamu dibilang sibukpun tidak, bukan? Mungkin ulah si gigi geraham bungsu itu semakin membuatmu uring-uringan ya? Sampai suratkupun terlupakan untuk kau balas.
Baiklah sayang, kurasa tak baik jika terus membicarakan sesuatu yang mengarah pada kelemahanmu itu. Yang terpenting bagiku adalah kamu tetap sehat selalu, meski terkadang lupa mengiringmu pada sesuatu yang buruk. Seperti misalnya lupa mandi dan lupa makan. Ya, libur yang terbilang sebentar ini membuatmu sering dengan sengaja melupakan dua hal rutinitas terpenting dalam keseharian manusia. Seharian di kamar sembari berkelut dengan rasa nyeri di gigi membuatmu malas beranjak dari kamar untuk sekedar menyegarkan tubuh dengan mandi. Kuharap sekembalinya kita nanti pada jadwal kuliah, kamu dapat menghilangkan sifat "lupa mandi"mu itu ya, Sayang!
Bicara tentang kuliah, aku jadi teringat suratmu tadi yang sedikit menyinggung perihal Indeks Prestasi. Ketahuilah sayang, aku sungguh berharap ada kenaikan yang drastis pada nilai-nilaiku di semester lima ini dan sampai seterusnya. Ada motivasi tak kasat mata yang menyerang semangatku untuk terus meningkatkan setiap nilai-nilaiku yang sempat menurun di semester tiga yang lalu. Melalui surat hari ini juga aku memohon dukungan semangat dan doamu agar aku mampu mencapai targetku kelak.
Oia, kuharap kamu juga memiliki semangat yang sama atau bahkan melebihi semangat yang kupunya ya sayang. Karena biar bagaimanapun, tanggung jawab yang kamu miliki jauh lebih besar dari yang dibebankan padaku. Ingatlah, dalam waktu yang segera kamu harus secepatnya mengambil alih tongkat estafet yang saat ini ada dalam genggaman papamu. Ya, tenang saja sayang. Sebisa mungkin aku akan terus ada di sampingmu untuk mendampingi dan mendoakanmu. Berdoalah, supaya Tuhan yang Maha Baik itu tetap memelihara hubungan kita sebagaimana seperti yang ada dalam rencanaNya.
Sampai disini dulu sayang surat balasanku ini. Semoga harimu menyenangkan dan penuh dengan kebahagiaan. Aku disini selalu mendoakanmu; mendoakan kita. Selamat beraktivitas, Sayang.
Dengan penuh cinta dan kerinduan,
Nonamu di Depok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar