Kamis, 20 Februari 2014

Santai Saja

Dear Tuan yang tak punya mimpi.

Sayang, apa gerangan yang membuatmu terburu-buru?
Segitu kejamnya kah hari mengancammu untuk segera berburu waktu?
Tak habis pikir aku dengan hidupmu yang tanpa mimpi itu.
Apakah dunia yang kau jalani begitu indah hingga kau tak perlu lagi fiksi untuk kau khayalkan?

Sayang, janganlah terburu-buru menghempaskan mimpi dari hidupmu.
Tanpa kau tau mimpi memiliki kekuatan magis untuk menambah semangatmu.
Kelak mimpilah yang akan merengkuhmu pada pelukan masa depan.
Lagipula, bukankah dewi fortuna berteman baik denganmu?
Jadi, tak usahlah kau ragu untuk bermimpi.

Kupikir, Tuhan tak akan setega itu sampai tak memberimu mimpi indah.
Pasti dengan lapang Ia akan memberimu ruang untuk mencipta mimpimu sendiri secara sadar.
Beranilah menjadi pencipta bagi mimpimu sendiri, kamu diberi kehendak bebas untuk itu.
Jangan terburu waktu, rileks dan santai saja.
Perlahan, susun mimpimu serapi dan setinggi mungkin, lalu kolaborasikan dengan mimpiku.

Dan kalau kugali lagi memoriku.
Bukankah kamu yang sedari awal mengajariku bermimpi?
Bagaimana mungkin kemarin kamu bisa berkata bahwa kau tak memiliki mimpi?
Atau mungkin itu sebuah isyarat bahwa kamu mau berduet denganku untuk membangun sebuah mimpi yang baru?

Jika iya, ayo kita lakukan.
Santai saja, tapi jangan sampai buang waktu lama.
Cukup kita renda sebuah mimpi sederhana.
Tak usah megah, cukup kita berdua yang mencipta itu juga sudah istimewa.
Dan ketika akan mengakhiri surat ini, muncul suatu ide baru lagi untuk bermimpi.
Aku berimpian untuk bisa menulis lagi setelah ini, denganmu tentunya.

Bagaimana sayang, berminat untuk menjadi rekanku dalam mewujudkan mimpi itu?
 
With love,
aku,
Nona yang masih saja suka bermimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar