Jumat, 21 Februari 2014

Seandainya

Untukmu yang seandainya ada di sampingku kini.

Kamu, seandainya kamu membaca surat ini, kumohon jangan tertawa.
Karena andaikan kamu tau betapa ada rindu yang tertumpuk di dada kala senyum merekah di bibirku.
Aku hanya bisa berandai kamu merasakan hal yang sama denganku.
Walau aku tau mungkin rasa itu sudah terkikis karena basi di hatimu.
Seandainya saja aku bersabar menantimu.
Pastinya aku tak hanya berlarian dalam angan saat ini.
Entahlah, tak ada obat rindu yang lebih ampuh dari temu.
Berandai tentangmu pun malah semakin memicu rindu.
Seandainya saja aku ada di sampingmu sekarang.
Meski sedih pasti akan banyak usahamu untuk melemparku ke dalam wahana kebahagiaan.
Ah, seandainya dulu aku tau hebatnya rasa kehilanganmu.
Mungkin tak sampai hati aku merelakanmu pergi.
Seandainya saja aku tau bahwa tak ada yang lebih baik darimu.
Aku pasti tetap mempertahankanmu sampai mati.
Ya Tuhan, seandainya saja waktu dapat diputar kembali.
Tapi aku tau itu tak mungkin.

Yaaa, semua hanya tinggal seandainya...
Seandainya di masa depan kita bertemu,
kuharap kamu masih tetap menatapku dengan cara yang sama.

Dariku, yang seandainya saja berani berucap langsung padamu bahwa aku rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar