Kamis, 27 Februari 2014

Loving or Losing You

Kepada kamu yang sedang lelah...

Surat ini kutulis atas dasar cinta yang begitu mendalam kepada kamu. Ketika aku melihat ketidakpastian dalam isi hatimu. Saat kulihat guratan namaku mulai memudar di relung jiwamu. Ketika badai mulai menggoyahkan genggaman tanganmu di zona kekalutan masa sulit yang sudah dan akan kembali kita hadapi.

Di tengah kebimbangan luar biasa yang menyerangku ini, ingin sekali aku berlindung padamu yang ternyata gemetar karena takut. Entah takut pada apa. Haruskah aku membuta sementara hanya untuk mengalihkan mata dari kamu yang tidak gagah? Bukankah kamu juga manusia yang lazim merasa lelah, juga gentar? Sayang, apa semua lelah yang berlaksa di sisi mulai membuatmu menyerahkanku pada masa depan yang tanpa kamu? 

Aku tidak memaksamu untuk tetap gemilang dengan semangat yang membara. Aku tidak ingin memburumu dengan cinta liar tak terkendali. Aku hanya berharap kelelahanmu tidak membuatku berdiri sendiri pada dua pilihan yang tersirat dari lontaran suaramu. Pilihan yang dapat mewujudkan atau mungkin malah menampar segala harapan yang telah kita rajut bersama.

Sejatinya aku terheran. Mengapa cintaku yang sudah susah payah kau kantongi justru membuatmu rela membebaskanku. Lagipula jika kita tekun menelusuri, cinta kita sangat besar untuk bisa dikalahkan oleh masalah. Tapi kenapa dengan mudah kau berkata akan membebaskanku? Tak ayal segala cara pun kau lakukan dengan dalih tidak ingin menyusahkanku. Tenagamu kau kuras untuk menutupi segala rasa cintamu dengan keadaan yang tak patut disalahkan. Entah apa alasanmu berlaku begitu. Namun percayalah, sampai detik ini itu semua masih jauh dari cukup untuk membuatku menyerah mencintaimu.

Sayangku.
Tolonglah, usir segala rasa tak mengenakkan dari hatimu. Lupakan segala hal yang telah kuberi. Kecuali satu, doaku untuk kebahagiaanmu kumohon kau amini. Biarkan roda kehidupan berputar sebagaimana mestinya. Jangan paksakan diri untuk memenjarakan dirimu dalam ketidakberdayaan. Cintamu terlalu kuat untuk membiarkanku berdiri sendiri pada dua pilihan yang tak serupa.

Sayangku.
Tangguhkanlah hatimu untuk mengambil satu ketetapan bagiku. Tuhan memberikan kuasa padamu untuk mengambil satu pilihanku. Kini, semua tergantung padamu. Terus buatku keras kepala mencintaimu atau membuatku lumpuh tak berdaya hingga melepaskanmu.

Dariku,
yang mengharapkan jawaban terbaik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar