Minggu, 09 Februari 2014

Kepada 9 Kekuatan Tak Kasat Mata

9 Februari 2014
Hari Minggu tepat pukul 09.00 WIB aku mulai menulis surat ke-9 berisi ucapan terima kasih ini.
Angka 9 mengingatkanku pada ke-9 buah roh yang melengkapi hidupku; yang menjadi kekuatan tak terlihatku namun memiliki kuasa yang sangat besar. Sembilan kekuatan yang tidak bisa sembarangan dilihat oleh mata jasmani. Meskipun bisa, pasti diperlukan mata hati untuk dapat melihat kesembilan kekuatan ini.

Kepada kesembilan kekuatan tidak kasat mata di hatiku...
 
Yang pertama dan yang hampir selalu ada setiap harinya, terima kasih kuucapkan kepada Sukacita. Terima kasih atas kekuatan ajaibmu dalam menyembuhkan luka hati, dendam dan depresi yang kumiliki. Terima kasih juga karena kamu tidak hanya timbul begitu saja di dalam hati tapi juga bisa kudapatkan dari orang lain. Dan terima kasih karena dirimu telah menjadi pengobat bagi semangatku yang sempat patah.

Kedua, untuk Damai Sejahtera yang adalah kekuatan untuk merasa tenang ketika berada di tengah gelombang badai kehidupan. Terima kasih, dengan adanya dirimu aku jadi seseorang yang tidak tergoyahkan oleh keragu-raguan, ketakutan, dan serangan musuh.

Ketiga, untuk yang paling sulit aku temui: Kesabaran.  Terima kasih karena telah mengajarkanku untuk tidak menyerah terhadap amarah melainkan menanggung  segala kesukaran dan keadaan dalam kondisi apapun. Walaupun dirimulah yang bagiku paling sulit untuk dijadikan teman, tapi aku akan terus berusaha untuk mendapatkanmu seutuhnya. Agar kelak aku juga bisa memperkenalkan dirimu kepada orang-orang lain di sekitarku.

Keempat, kepada Kemurahan Hati. . Kamulah yang menindaklanjuti hikmat yang kumiliki untuk lebih berbelas kasih kepada sesama tanpa membawa serta kesombongan. Kamu juga merupakan unsur terbesar yang mendorong rasa empatiku selama ini, untuk itu kuucapkan terima kasih.

Kelima, kuucapkan terima kasih kepada Kebaikan. Dengan adanya dirimu aku jadi memiliki kekuatan untuk melakukan apa yang benar secara moral. Melalui dirimu aku juga jadi lebih pandai mempertimbangkan apa hal terbaik yang dapat kulakukan bagi orang lain. Kamu adalah musuh terbesar dari setiap pikiran jahat yang menghampiriku. Untuk itu kuminta, seumur hidupku tetaplah dirimu ada di hatiku.

Keenam, untuk yang terlihat paling lemah justru yang paling kuat menaklukan hati orang lain: Kelemahlembutan. Terima kasih untuk selama ini dan sampai seterusnya, karena kamu adalah kekuatan tidak terlihat yang menolongku untuk tidak bersikap kasar terhadap orang lain. Kamu juga adalah kekuatan yang menolong hatiku untuk tidak membalas dendam, baik dalam ucapan maupun perbuatan

Ketujuh, kepada petarung paling kuat dalam hatiku, terima kasih untuk Penguasaan Diri. Karena kamulah aku memiliki kekuatan untuk tidak menuruti apalagi memaksakan kehendak sendiri dan kekuatan untuk mengontrol nafsu jahat dan perasaan yang berlebihan. Kamu juga yang merendahkan hatiku ketika ia hendak meninggi karena merasa paling unggul. Terima kasih karena selama ini kamu tidak pernah lelah untuk bertarung bahkan dengan diriku sendiri. Dan maaf untuk setiap luka-lukamu akibat kalah bertarung denganku yang sangat keras kepala ini.

Kedelapan, kuucapkan terima kasih tak terhingga kepada Kesetiaan yang tinggal menetap di dalam hatiku. Berkat dirimu aku jadi tetap setia pada imanku sehingga aku punya kekuatan untuk mengalahkan dunia, setan dan segala bentuk ujian-ujian dalam hidup ini. Karena kamu aku jadi dekat dengan iman yang merupakan dasar dari segala sesuatu yang kupercayai. Maafkan aku yang sering membuatmu lemah. Mulai hari ini tetaplah kamu bertumbuh kian lebat dalam hatiku, agar aku bisa menjadi pribadi yang setia. Setia pada pasanganku, pekerjaanku, pelayananku, keluargaku, dan di atas segalanya terlebih setia pada Tuhanku.

Kesembilan, yang terakhir tapi bukan berarti memiliki porsi terkecil. Kuucapkan terima kasih kepada Kasih. Meskipun kini dirimu sudah menjadi dingin akibat keegoisan dunia. Namun kamu tetap adalah kekuatanku dalam mendahulukan orang lain dan kekuatan untuk tidak mementingkan diri sendiri. Kamu adalah alas bagi kedelapan kekuatan lainnya dalam hatiku. Berkatmu aku jadi mampu mengasihi sesamaku manusia, terlebih mengasihi Dia yang adalah Penciptaku.

Sekian surat terima kasihku, aku tidak menanti balasan.
Dengan kalian tetap ada di hatiku, itupun sudah cukup berarti.
Sekali lagi, terima kasih.

Tertanda,
aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar