Kepadamu, @sunoesche
Surat ini aku tulis ketika kamu bermain-main dalam pikiranku.
Surat ini aku tulis ketika kamu bermain-main dalam pikiranku.
Ketika aku terbangun dari tidur akibat ramuan cintamu yang mampu membuatku mabuk hingga terpejam memimpikanmu.
Ketika aku membayangkan garis wajahmu yang semakin larut dalam hatiku.
Ketika aku usai mengaminkan doa yang di dalamnya terapalkan namamu.
Surat ini untukmu, tukang pos yang sedang bersiaga menerima surat dari para pecinta untuk diposting.
Halo tuan, sedang apa kamu saat kalimat ini tertangkap oleh matamu?
Kalau boleh kutebak, kamu mungkin sedang menopang wajahmu dengan tangan sambil tersenyum memandangi layar laptopmu.
Kalau tebakanku salah, itu tandanya ada sikapku yang membuatmu sebal hari ini.
Sayang, taukah kamu, aku berani menulis surat ini dan berani menulis segala hal tentang apapun itu semua berkat doronganmu.
Aku yakin, kamu pasti membaca surat ini, pasti!
Jadi, kuputuskan untuk tidak bersusah payah merangkai kalimat-kalimat indah seperti layaknya para penulis puisi.
Aku cukup menuliskan apa yang ada dalam hatiku saat ini.
Karena toh kamupun telah berucap akan menerima diriku sebagaimana adanya aku, kan?
Untuk itulah, aku tak perlu berpanjang lebar dalam surat ini.
Karena yang ada dalam hatiku saat ini cuma satu:
Halo tuan, sedang apa kamu saat kalimat ini tertangkap oleh matamu?
Kalau boleh kutebak, kamu mungkin sedang menopang wajahmu dengan tangan sambil tersenyum memandangi layar laptopmu.
Kalau tebakanku salah, itu tandanya ada sikapku yang membuatmu sebal hari ini.
Sayang, taukah kamu, aku berani menulis surat ini dan berani menulis segala hal tentang apapun itu semua berkat doronganmu.
Aku yakin, kamu pasti membaca surat ini, pasti!
Jadi, kuputuskan untuk tidak bersusah payah merangkai kalimat-kalimat indah seperti layaknya para penulis puisi.
Aku cukup menuliskan apa yang ada dalam hatiku saat ini.
Karena toh kamupun telah berucap akan menerima diriku sebagaimana adanya aku, kan?
Untuk itulah, aku tak perlu berpanjang lebar dalam surat ini.
Karena yang ada dalam hatiku saat ini cuma satu:
aku mencintaimu.
Hanya itu, dan terima kasih karena juga telah mencintaiku dengan sepenuh hatimu.
Selamat bertugas sayangku!
Tetaplah bersiaga, bukan hanya sebagai tukang pos tapi juga sebagai pacarku :)
Dariku, yang (semoga) akan jadi jodohmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar