Senin, 17 Februari 2014

Ytc. Tubuh Tempatku Berasal

Untukmu,
Ytc. Tubuh Tempatku Berasal

Kamu.
Entah siapa kamu, aku masih belum tau.
Tapi aku percaya, entah kapan itu kamu akan menjadi pasanganku, seumur hidup.
Pria yang akan selalu mengisi celah dalam jemariku, sudahkah sampai detik ini kita pernah bertemu?
Sudah atau belum jawabannya, yang pasti kamu akan menjadi titik henti dari pencarianku ke segala penjuru selama ini.
Ketahuilah, jika sampai kini kita belum bersatu di altar suci itu bukan karena kamu maupun aku.
Percayalah, itu hanya persoalan waktu. Mari bersama kita sandarkan pengharapan kita kepada Dia yang ahli meleburkan dua hati menjadi satu. Pun jika kita ditakdirkan untuk bersama, kita pasti tak akan kemana. Aku dan kamu akan berjalan dan bertemu pada tempat yang sama; pada kita.
Kamu, jika Tuhan membawamu untuk membaca surat ini sebelum aku sendiri yang memperlihatkannya padamu, izinkanlah aku untuk memohon sesuatu.
Kumohon dengan sangat agar kau terus menjaga bahagiaku yang Tuhan titipkan padamu untuk kau berikan padaku nanti. Mohon persiapkan dirimu untuk saling memiliki dan mencinta denganku yang akan mendampingimu. Dan sembari menunggu waktu yang telah ditetapkanNya bagi kita, mari aku dan kamu bersama memperbaiki diri untuk layak menjadi tempat singgah selamanya bagi masing-masing kita.
Yakinilah bahwa kamu adalah pria hebat yang mampu meluluhkan kekerasan hatiku yang terlalu sering dimanjakan rasa ego. Kamupun pasti lebih dari sederhana ketika mampu membuatku tak henti bersyukur karena keberadaanmu di sisiku.
Aku percaya, aku yang adalah tulang rusukmu ini akan dipertemukan denganmu melalui guratan tangan Tuhan yang tak terprediksi. Dia memiliki cara indah untuk menaruh kembali tulang rusuk ini pada tubuh yang tepat; tubuhmu. 
Akupun percaya, kamu sudah memenuhi permohonanku ketika cincin yang sama telah melingkar di jari manis kita. Sebab kamu adalah jawaban dari ribuan hari aku melipat jemari, dimana aku mengirimkan permohonan doa kepada Tuhan. Dan kamulah hadiah yang sempat disembunyikan Tuhan ketika aku lulus merelakan orang-orang yang pernah kucintai pergi dari padaku. 
Kelak jika bersatu nanti, cintailah aku sepenuh hatimu tanpa kata kecuali.

Dengan penuh cinta,
tulang rusukmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar